Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji. —Mazmur 63:6
Banyak keluarga Filipina merayakan dengan meriah momen-momen penting seperti ulang tahun, pernikahan, pawai jalanan, dan Natal. Dalam perayaan-perayaan tersebut, para anggota keluarga duduk mengelilingi meja makan yang dipenuhi berbagai hidangan lezat yang istimewa. Mereka saling bertukar cerita, bersenda gurau, dan setelah semuanya kenyang, mulai bernyanyi-nyanyi dengan karaoke. Sebagian besar orang Filipina merasakan kepuasan tersendiri dengan makan-makan dan nyanyi-nyanyi!
Dalam Mazmur 63, Daud menulis bahwa jiwanya sungguh-sungguh dipuaskan seperti dengan makanan lezat. Bayangkan hidangan-hidangan mewah yang disajikan kepada seorang raja seperti Daud! Namun, mazmur ini tidak ditulis ketika Daud sedang berada di dalam istananya yang nyaman. Ia justru sedang berada di padang gurun Yehuda, bersembunyi dari kejaran Absalom, anaknya. Daud lapar, haus, dan letih. Ia menghadapi masa depan yang tidak pasti dan terancam kehilangan kekayaan, kekuasaan, dan keluarganya.
Namun, justru dalam situasi seperti itulah Daud menemukan apa yang paling penting baginya. Bukan anggur yang ia rindukan, melainkan Allah (Mzm. 63:2). Kerinduannya pada makanan digantikan dengan kerinduan untuk dikenyangkan oleh Allah. Bagi Daud, kasih setia Allah lebih baik daripada hidup (ay.4).
Apakah saat ini kamu sedang menghadapi masalah atau ancaman terhadap kesehatan, keuangan, atau hubunganmu dengan orang lain? Seperti Daud, kita dapat mempercayai Allah, bagaimanapun keadaan yang kita hadapi. Karena Allah kita lebih baik daripada hidup, kita dapat mengarahkan hati kita kepada-Nya dengan puji-pujian bagi nama-Nya. —YNA S. REYES
WAWASAN
Dari 75 mazmur yang mencantumkan nama Daud sebagai penulisnya, ada 14
mazmur (Mazmur 3, 7, 18, 30, 34, 51, 52, 54, 56, 57, 59, 60, 63, 142)
yang memasukkan keterangan singkat tentang peristiwa spesifik dalam
sejarah yang melatarbelakangi mazmur tersebut. Keterangan pembuka dari
Mazmur 63 menyebutkan bahwa Daud menulis mazmur tersebut “ketika ia ada
di padang gurun Yehuda”. Beberapa kali Daud harus melarikan diri ke
padang gurun untuk menyelamatkan dirinya: Ketika ia melarikan diri dari
Saul yang ingin membunuhnya (1 Samuel 23:14-15; 24:1) dan ketika Absalom
anaknya sendiri berusaha merebut kekuasaan (2 Samuel 15:14-15,23,28).
Karena Daud menyebut dirinya sebagai “raja” dalam Mazmur 63:12, sejumlah
pengajar Alkitab percaya bahwa di sini Daud sedang melarikan diri dari
anaknya. Alih-alih membiarkan kesulitan-kesulitannya menguasai dirinya,
Daud benyanyi tentang kasih setia Allah (ay.4), merenungkan penyertaan
Allah (ay.7), dan bersukacita dalam pembebasan Allah (ay.10-12). —K.T.
Sim
Kapan terakhir kali kamu menikmati kehadiran Allah seperti menikmati hidangan lezat? Bagaimana rasanya?
Ya Tuhan, kenyangkanlah hatiku dengan kasih setia-Mu agar aku dapat memegahkan Engkau dengan bibir dan hidupku, bagaimanapun keadaanku.
No comments:
Post a Comment