Layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. —Galatia 5:13
Seorang siswa SMA bernama Gabe berada dalam keadaan serba tak menentu setelah ia dan keluarganya menyelamatkan diri dari ancaman kebakaran hutan di California pada tahun 2018. Gabe kehilangan kesempatan mengikuti babak kualifikasi untuk lomba lari lintas alam tingkat negara bagian, padahal selama ini ia sudah berlatih untuk kejuaraan tersebut. Kegagalan mengikuti ajang ini akan membuatnya tidak bisa berlomba di tingkat negara bagian—kejuaraan yang dapat memberikan pencapaian tertingginya sebagai atlet. Setelah mempertimbangkan kondisi Gabe, komisi atletik negara bagian itu mau memberinya kesempatan. Namun, ia harus berlari sendiri dalam waktu yang memenuhi kualifikasi, di atas lintasan atletik milik sekolah lawan, dengan mengenakan “sepatu sehari-hari” karena sepatu larinya tertinggal di rumahnya yang sekarang sudah hangus terbakar. Ketika ia datang pada hari “perlombaan,” Gabe terkejut melihat para pesaingnya juga datang. Mereka bahkan memberinya sepatu lari yang layak, dan ikut berlari mendampinginya untuk memastikan ia berlari dalam kecepatan yang diperlukan untuk lolos ke perlombaan tingkat negara bagian. Lawan-lawan Gabe tidak punya kewajiban menolongnya. Mereka bisa saja menuruti keinginan alamiah manusia yang cenderung mementingkan diri sendiri (Gal. 5:13); dengan begitu, peluang mereka menang akan lebih besar. Namun, Paulus mendorong kita untuk menunjukkan buah Roh dalam hidup kita—“layanilah seorang akan yang lain oleh kasih” dan tunjukkanlah “kemurahan” dan “kebaikan” (ay.13,22). Ketika bersandar kepada Roh Kudus untuk menolong kita agar tidak bertindak menurut keinginan alamiah kita, kita akan semakin dimampukan mengasihi orang-orang di sekitar kita.—Kirsten Holmberg
WAWASAN
Kita semua terlahir dengan natur dosa yang diturunkan dari Adam (Mazmur
51:7; Roma 5:12,14), tetapi mereka yang mempercayai Yesus untuk menerima
keselamatan “lahir dari Roh” (Yohanes 3:8) dan menerima natur yang baru
(1:13; Titus 3:5). “Kodrat ilahi” yang baru ini (2 Petrus 1:4) “telah
diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya” (Efesus 4:24). Dalam Galatia 5, Paulus memperingatkan
bahwa keinginan daging (kebiasaan berdosa) kita terus-menerus berlawanan
dengan keinginan Roh (ay.17). Untuk mematikan natur duniawi kita
(Kolose 3:5), kita harus berjalan dan hidup oleh Roh, mengikuti gerak
langkah-Nya yang memimpin dan mengarahkan kita (Galatia 5:16,18,25).
—K.T. Sim
Bagaimana kamu menunjukkan “buah Roh” lewat perlakuamu terhadap orang lain? Apa yang dapat kamu lakukan untuk lebih menunjukkan kasih kepada sesamamu?
Ya Allah, naluri alamiahku adalah lebih dahulu mementingkan diriku sendiri. Tolonglah aku melayani orang lain karena kasihku kepada-Mu.
No comments:
Post a Comment