Barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun . . . Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya. —Matius 10:42
Setelah lulus dari sebuah universitas Kristen, Ashton dan Austin Samuelson mempunyai kerinduan yang besar untuk melayani Tuhan. Namun, keduanya tidak merasa terpanggil melayani seperti kebanyakan orang di gereja. Mereka ingin melakukan pelayanan yang berbeda di tengah dunia. Jadi, mereka memadukan kerinduan mereka untuk mengentaskan kelaparan anak-anak di dunia dengan keterampilan wirausaha yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka. Pada tahun 2014, mereka pun membuka restoran yang menjual taco, suatu makanan khas Meksiko. Namun, tidak seperti restoran lainnya, Samuelson bersaudara menerapkan prinsip “beli satu-beri satu.” Jadi, untuk setiap makanan yang dibeli, mereka akan mendonasikan uang bagi penyediaan makanan yang khusus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak yang kurang sehat. Sejauh ini, mereka sudah berkontribusi di lebih dari enam puluh negara. Mereka ingin mengambil bagian dalam upaya pengentasan kelaparan yang terjadi pada anak-anak—lewat setiap taco yang mereka jual. Maksud Yesus dalam Matius 10 sangat jelas: ketaatan dibuktikan dengan tindakan, bukan kata-kata (ay.37-42). Salah satu tindakan itu adalah memberi kepada “salah seorang yang kecil ini.’’ Bagi Ashton dan Austin, itu artinya memberi kepada anak-anak. Namun, perhatikan bahwa istilah “kecil” di sini tidak terbatas pada usia. Kristus memanggil kita untuk memberi kepada siapa pun yang dianggap “kecil” oleh dunia: orang miskin, orang sakit, narapidana, pengungsi, dan mereka yang berkekurangan dalam apa pun. Lalu, apa yang kita beri? Yesus berkata, “memberi air sejuk secangkir sajapun” (ay.42). Sesuatu yang kecil dan sederhana seperti secangkir air saja memenuhi syarat, apalagi sebuah taco.—JOHN BLASE
WAWASAN
Setiap penulis Injil, oleh ilham Roh Kudus, memiliki rencana yang jelas
dalam menuturkan kisah Yesus. Setiap penulis memiliki sasaran pembaca
masing-masing dan ingin agar mereka dapat memahami tulisannya sebaik
mungkin. Kepada pembaca utama yang terdiri dari orang-orang Yahudi,
Matius membangun kesaksiannya dalam lima pokok pengajaran utama, dimulai
dengan Khotbah di Bukit (pasal 5-7) dan diakhiri dengan Pengajaran di
Bukit Zaitun (pasal 24-25), dengan tiga lagi di antaranya (pasal
10,13,18). Beberapa ahli mengatakan bahwa cara ini akan dipahami oleh
para pembaca Yahudi karena kelima pokok pengajaran Yesus menjadi sejajar
dengan kelima kitab Musa (Taurat) dan kelima jilid dari Mazmur. Selain
itu, Matius sangat bergantung pada Perjanjian Lama, dengan mengutipnya
sebanyak kurang lebih lima puluh kali dan menggunakannya sebagai acuan
sekitar tujuh puluh lima kali. —Bill Crowder
Dalam hidumu, siapakah yang dianggap “kecil” oleh dunia? Hal kecil apa yang dapat kamu lakukan hari ini untuk melayani “salah seorang yang kecil ini”?
Tuhan Yesus, berilah aku mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar, agar aku dapat melayani orang-orang “kecil” yang kutemui hari ini, walau dengan cara yang sederhana.
No comments:
Post a Comment