Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku. —2 Korintus 11:30
Di Belanda, sekelompok perancang busana menawarkan pelatihan yang diberi nama “Golden Joinery.” Kegiatan ini terinspirasi dari teknik Kintsugi asal Jepang, suatu seni memperbaiki porselen yang retak atau pecah dengan garis emas yang terlihat. Para peserta pelatihan diajak bekerja sama memperbaiki pakaian yang robek dengan cara-cara yang sengaja memperlihatkan daripada menutupi bagian yang diperbaiki. Peserta yang diundang diminta membawa “baju kesayangan yang sudah robek dan memperbaikinya dengan emas.” Setelah dijahit kembali, hasil perbaikannya menjadi semacam hiasan yang terlihat seperti “luka emas.”
Baju-baju itu diubah dengan cara menonjolkan bagian-bagian yang koyak atau usang. Mungkin ini mirip seperti yang dimaksud Rasul Paulus ketika ia mengatakan bahwa ia akan “bermegah” dalam hal-hal yang memperlihatkan kelemahannya. Walaupun Rasul Paulus pernah mendapatkan “penyataan-penyataan yang luar biasa”, ia tidak bermegah tentang hal tersebut (2 Kor. 12:6-7). Ia dihalangi untuk menjadi angkuh atau terlalu percaya diri oleh suatu “duri di dalam daging” (ay.7). Tidak ada yang tahu pasti apa yang dimaksud oleh sang rasul—mungkin depresi, penyakit malaria, aniaya dari musuh, atau hal lain. Apa pun itu, Paulus memohon kepada Allah agar duri itu disingkirkan darinya. Namun, Allah berkata, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah, kuasa-Ku menjadi sempurna” (ay.9).
Sama seperti robekan di kain tua dapat berubah menjadi tampilan yang indah di tangan para perancang, demikian pula kebobrokan dan kelemahan diri kita dapat dipakai Allah sebagai sarana untuk menunjukkan kuasa dan kemuliaan-Nya. Dialah yang memulihkan kita, mengubah kita, dan membuat kelemahan kita menjadi indah. —Amy Peterson
WAWASAN
Menanggapi guru-guru palsu yang mengatakan bahwa ia bukan rasul sejati
karena ia tidak mempunyai pengalaman rohani yang spektakuler, Paulus
sengaja bermegah atas penglihatan dan wahyu luar biasa yang pernah
diterimanya (2 Korintus 12:1-7). Setelah diubah dan ditugaskan menjadi
rasul melalui penglihatan Kristus yang telah bangkit (Kisah Para Rasul
9:1-19; 22:17-21), Paulus pun membawa berita Injil ke tanah Eropa dengan
dituntun penglihatan tentang “seorang Makedonia” (16:6-10). Lalu,
Paulus “diangkat ke Firdaus” dan melihat surga (2 Korintus 12:1-4).
Menyombongkan diri seperti itu sama sekali bukan watak Paulus, karena ia
“tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahan[nya]” (ay.5;
lihat juga 11:30; Galatia 6:14). —K.T. Sim
Kelemahan apa saja yang kamu coba sembunyikan dari orang lain? Bagaimana Allah telah menunjukkan kuasa-Nya melalui kelemahanmu?
Ya Allah, biarlah semua lukaku menjadi emas lewat kesembuhan dan pemulihan yang Engkau kerjakan, agar nama-Mu semakin dimuliakan.
No comments:
Post a Comment