Marilah kita bersorak-sorai untuk Tuhan, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita. —Mazmur 95:1
Lagu pujian itu terdengar sampai ke bawah . . . pada pukul setengah tujuh pagi di hari Sabtu. Saya pikir belum ada yang bangun tidur, tetapi suara serak putri bungsu saya menunjukkan itu tidak sepenuhnya benar. Meski belum sadar betul, bibirnya sudah mengeluarkan lagu pujian.
Putri bungsu saya senang menyanyi. Ia bahkan tidak pernah berhenti menyanyi. Ia menyanyi saat bangun tidur. Saat berangkat ke sekolah. Saat hendak tidur. Ia lahir dengan nyanyian dalam hatinya—dan kebanyakan lagu-lagunya adalah tentang Yesus. Ia memuji Allah kapan saja, di mana saja.
Saya senang mendengar anak perempuan saya bernyanyi dengan sederhana tetapi penuh ketulusan dan kesungguhan. Lagu-lagunya yang spontan dan ceria menggemakan ajakan untuk memuji Allah yang dapat kita temukan di seluruh Kitab Suci. Di Mazmur 95, kita membaca, “Marilah kita bersorak-sorai untuk Tuhan, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita” (ay.1). Lebih lanjut, kita belajar bahwa pujian ini keluar dari pengenalan kita tentang diri-Nya (“Sebab Tuhan adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah,” ay.3)—dan kesadaran siapa kita bagi Dia (“Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya,” ay.7).
Bagi putri saya, kebenaran-kebenaran itu adalah yang pertama ia pikirkan di pagi hari. Oleh anugerah Allah, penyembah cilik ini mengingatkan kami kepada sukacita dari menaikkan pujian bagi Tuhan.—ADAM R. HOLZ
WAWASAN
Mazmur 95 termasuk dalam kelompok mazmur yang disebut “mazmur penobatan”
atau “mazmur kerajaan” karena di dalamnya digunakan gambaran seorang
raja merayakan dan menyatakan kekuasaan Allah yang berdaulat atas semua
penciptaan dan seluruh perjalanan sejarah. Contoh lain dari mazmur
penobatan adalah Mazmur 47, 93, 96-99. Mazmur-mazmur kerajaan itu
mengandung pernyataan-pernyataan seperti “TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah
dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi” (47:3). Takhta-Nya “tegak
sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada” (93:2); “TUHAN adalah Allah
yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah” (95:3). Mazmur
95 dapat dibagi menjadi dua bagian: panggilan beribadah kepada Allah
sebagai Raja (ay.1-7a) dan peringatan untuk tidak menolak-Nya sebagai
Raja (ay.7b-11). Dalam peringatannya, pemazmur menyebutkan sejarah
pemberontakan Israel dan kurangnya iman mereka kepada Allah di Meriba
dan Masa (ay.8; lihat Keluaran 17:1-7). Mazmur 95 inilah yang diingat
penulis kitab Ibrani ketika ia menulis Ibrani 3:7-11. —K.T. Sim
Apa yang mendorongmu memuji Allah atas kasih setia-Nya yang kamu rasakan? Lagu apa saja yang dapat menolongmu mengingat dan memperhatikan karakter serta kebaikan-Nya?
Ya Allah, aku berterima kasih atas diri-Mu dan atas segala yang telah Engkau lakukan bagiku—dan untuk seluruh umat-Mu—dengan mengundang kami menjadi umat gembalaan-Mu. Biarlah aku mengisi hari ini dengan lagu-lagu pujian atas kebaikan-Mu.
No comments:
Post a Comment