Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. —Matius 28:19
Saat berkendara melewati kawasan pemukiman kelas menengah ke bawah dekat gerejanya di Colorado, pendeta Chad Graham mulai mendoakan warga di sana. Kemudian ia berhenti dan masuk ke sebuah gerai binatu mandiri, lalu menemukan tempat itu sangat ramai dengan pelanggan. Salah seorang dari mereka meminta dari Graham uang logam untuk mengoperasikan mesin pengering. Permintaan sederhana itu mengilhami kegiatan mingguan bernama “Hari Binatu” yang disponsori oleh gereja Graham. Jemaat menyumbangkan uang logam dan deterjen kepada gerai itu, berdoa bersama para pelanggan, dan memberikan dukungan kepada pemilik gerai tersebut.
Penjangkauan lingkungan yang dilakukan gereja itu dengan melibatkan sebuah gerai binatu telah mencerminkan Amanat Agung yang diperintahkan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya. Dia berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat. 28:18-19). Penyertaan kuasa Roh Kudus akan memampukan kita melakukan penjangkauan di mana saja, termasuk di sebuah gerai binatu. Kita memang tidak melakukannya sendirian. Yesus berjanji, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Pendeta Chad mengalami kebenaran tersebut setelah di gerai itu ia mendoakan Jeff, seorang pelanggan yang sedang berjuang melawan kanker. Chad bercerita, “Ketika kami membuka mata, setiap pelanggan di ruangan itu berdoa bersama kami, dengan tangan-tangan yang terangkat mendoakan Jeff. Itu salah satu momen paling sakral yang saya alami sebagai seorang pendeta.”
Apa yang bisa kita pelajari? Pergilah ke mana saja untuk memberitakan Kristus.—Patricia Raybon
WAWASAN
Perintah Yesus agar murid-murid-Nya pergi dan menjadikan lebih banyak
murid (Matius 28:19) umumnya dikenal sebagai Amanat Agung. Namun,
terselip di tengah adegan itu ada sebuah frasa yang biasanya jarang
mendapat perhatian. Ketika para murid bertemu dengan Yesus di atas
bukit, mereka menyembah-Nya. Kemudian dicatat bahwa “beberapa orang
ragu-ragu” (ay.17). Beberapa penafsir berpendapat bahwa mereka adalah
orang-orang lain yang hadir dan berdiri agak jauh. Namun, apa yang
mereka ragukan? Kata yang diterjemahkan sebagai “ragu-ragu” di dalam
bahasa Yunani adalah edistasan. Matius adalah satu-satunya penulis
Perjanjian Baru yang menggunakan kata tersebut (yang juga ditemukan
dalam 14:31, yang diterjemahkan sebagai “kurang percaya”). Kata itu
dapat berarti bimbang, meragukan, atau enggan. Mungkin “enggan” lebih
tepat. Bisa jadi mereka yang berdiri agak jauh dari tempat Yesus
mengajar (mereka yang berada di pinggiran mungkin belum pernah melihat
Kristus yang telah bangkit) menunjukkan keengganan dan tidak langsung
menyembah. —J.R. Hudberg
Ke mana kamu bisa melangkah untuk memberitakan Kristus di lingkunganmu hari ini? Bagaimana penyertaan-Nya yang penuh kuasa itu memampukanmu?
Tuhan Yesus, mampukanlah aku untuk memberitakan kabar baik-Mu hari ini—di mana saja Engkau menghendakinya.
No comments:
Post a Comment