Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur. —Amsal 2:7
Baru-baru ini, saya menghadiri sebuah acara wisuda SMA dan pembicaranya memberikan tantangan yang diperlukan oleh pemuda-pemudi yang akan diwisuda tersebut. Ia berkata bahwa itulah saatnya orang-orang akan bertanya kepada para lulusan, “Apa rencanamu selanjutnya? Karir apa yang hendak kamu tekuni? Pilih melanjutkan kuliah atau bekerja?” Namun, kata sang pembicara, pertanyaan yang lebih penting dari semua itu adalah: “Apa yang sedang mereka lakukan saat ini?”
Jika dihubungkan dengan iman, maka pertanyaannya adalah: Keputusan apa yang mereka ambil setiap hari yang akan membawa mereka hidup untuk Yesus dan bukan untuk diri mereka sendiri?
Kata-kata pembicara itu mengingatkan saya pada kitab Amsal, yang banyak memberikan pernyataan tajam tentang cara hidup seseorang untuk saat ini. Sebagai contoh: bersikaplah jujur, saat ini juga (11:1); pilihlah teman yang benar, saat ini juga (12:26), hiduplah dalam kebenaran, saat ini juga (13:6); milikilah akal budi yang baik, saat ini juga (13:15); berbicaralah dengan bijak, saat ini juga (14:3).
Keputusan untuk hidup bagi Tuhan saat ini juga, dengan pimpinan Roh Kudus, menjadikan setiap keputusan yang akan diambil selanjutnya menjadi lebih mudah. “Tuhanlah yang memberikan hikmat . . . Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya, sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia” (2:6-8). Kiranya Allah menyediakan apa yang kita perlukan untuk hidup sesuai dengan pedoman-Nya saat ini, dan menuntun kita kepada langkah-langkah selanjutnya untuk membawa kemuliaan bagi Dia.—Dave Branon
WAWASAN
Kitab Amsal memuat hikmat umum yang berlaku atas orang di mana saja.
Semua orang menyetujui ungkapan-ungkapan seperti “Siapa bergaul dengan
orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal
menjadi malang” (Amsal 13:20) dan “Harta benda yang diperoleh dengan
kefasikan tidak berguna” (10:2) adalah perkataan yang umum. Namun, yang
tidak lazim dari Amsal adalah pengakuan bahwa Tuhan segala tuhanlah
sumber hikmat yang umum tersebut. Nama TUHAN (Yahwe) digunakan delapan
puluh tujuh kali di dalam Amsal untuk memberikan sumber, kisah, jiwa,
dan konteks kepada hikmat dari setiap amsal. Tuhan dari penyelamatan,
pengembaraan, pengasingan, dan pengharapan mesianis Israel itu ingin
kita mengetahui bahwa Dialah awal dan akhir dari semua hikmat dan
pengetahuan yang sejati (2:6). Inilah Allah sumber hikmat Salomo yang
sanggup memakai hikmat yang umum untuk menolong kita agar kita mempunyai
sudut pandang yang benar dan mengambil tindakan yang tepat dengan tetap
memuliakan Dia (3:5-7).—Mart DeHaan
Perubahan apa saja yang perlu kamu tempuh saat ini untuk memuliakan Allah? Bagaimana kamu akan mencari tuntunan dan kekuatan Allah untuk melakukan perubahan tersebut?
Terima kasih, Bapa Surgawi, untuk tuntunan-Mu dalam hidupku saat ini. Lindungi aku dan berilah aku hikmat untuk menjalani hidup yang menyenangkan-Mu dan yang menyaksikan kebenaran-Mu.
No comments:
Post a Comment