Suruhlah bangsa itu berkumpul kepada-Ku, maka Aku akan memberi mereka mendengar segala perkataan-Ku. —Ulangan 4:10
Ketika anak laki-laki saya yang sudah dewasa menghadapi situasi sulit, saya mengingatkannya tentang kasih dan pemeliharaan Allah ketika ayahnya sempat diberhentikan dari pekerjaannya. Saya menceritakan kembali masa-masa ketika Allah menguatkan keluarga kami dan memberi kami damai sejahtera ketika ibu saya berjuang dan akhirnya kalah melawan leukemia. Sambil menyoroti kisah-kisah kesetiaan Allah di dalam Alkitab, saya menegaskan bahwa Allah selalu menepati janji-Nya. Saya mengajak anak saya mengenang kembali bagaimana Allah menolong keluarga kami dan dapat diandalkan dalam suka maupun duka. Dalam keadaan apa pun, baik dalam pergumulan maupun sukacita, penyertaan, kasih, dan anugerah Allah terbukti cukup.
Saya tidak bisa mengklaim bahwa mengenang kebaikan Allah itu sebagai strategi saya sendiri, karena sesungguhnya Allah sudah membuat kebiasaan berbagi cerita untuk menginspirasi generasi-generasi mendatang agar terus percaya kepada-Nya. Ketika umat Israel mengenang kembali semua yang mereka lihat telah Allah kerjakan di masa lampau, Dia sedang membangun iman dan keyakinan mereka lewat ingatan tentang diri-Nya.
Umat Israel telah menyaksikan bagaimana Allah memenuhi janji-Nya selama mereka mengikut Dia (Ul. 4:3-6). Dia selalu mendengar dan menjawab doa-doa mereka (ay.7). Dengan menceritakannya kepada generasi muda (ay.9), umat Israel menceritakan firman yang berasal dari satu-satunya Allah yang benar (ay.10).
Saat menceritakan keagungan, belas kasihan, dan kasih setia Allah, kita dapat menguatkan keyakinan kita dan juga iman orang lain dengan kepastian bahwa Dia memang layak dipercaya untuk selama-lamanya.—XOCHITL DIXON
WAWASAN
Untuk mendorong bangsa Israel tetap setia kepada Allah Yahwe dengan
menaati hukum-hukum-Nya, Musa mengingatkan mereka apa yang terjadi pada
berhala Baal-Peor di Moab (dicatat di Bilangan 25:1-9 dan Mazmur
106:28-29). Umat harus belajar dari lembaran sejarah mereka sendiri
bahwa hidup mereka bergantung penuh pada ketaatan mereka terhadap
hukum-hukum Allah. Sebagai tambahan motivasi, Musa juga mengingatkan
bahwa mereka adalah satu-satunya bangsa yang mendapat keistimewaan
memiliki hubungan yang personal dan persekutuan yang dekat dengan Allah
dan menjadi penerima hukum Allah (Ulangan 4:7-8). Ketaatan yang setia
kepada Allah akan menjadikan mereka umat yang besar dan bijaksana
(ay.6,8-9). —K.T. Sim
Siapa yang telah memberikan hidupnya untuk menolongmu bertumbuh dengan membagikan karya Allah dalam hidup mereka? Apa saja cara kreatif yang dapat kamu gunakan untuk membagikan kasih setia Allah kepada generasi berikutnya?
Ya Allah yang berdaulat, terima kasih karena Engkau telah menguatkanku untuk berjalan dalam iman yang telah terbukti dari generasi ke generasi.
No comments:
Post a Comment