Tergeraklah hati [Yesus] oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. —Matius 14:14
Ellen, teman saya, bertanggung jawab menghitung gaji karyawan di sebuah kantor akuntan. Kedengarannya sederhana, tetapi ada saja pemberi kerja yang terlambat memasukkan informasi yang diperlukan. Kerap kali Ellen harus mengambil waktu lembur supaya para karyawan dapat menerima gaji mereka tepat waktu. Ia melakukannya karena mempertimbangkan keluarga-keluarga yang bergantung pada dana tersebut untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, membeli obat-obatan, dan membayar sewa rumah.
Hati Ellen yang dipenuhi belas kasihan dalam pekerjaannya itu mengingatkan saya pada Yesus. Selama di dunia, terkadang Dia melayani orang-orang ketika keadaan sedang tidak nyaman bagi-Nya. Contohnya ketika Kristus ingin menyendiri setelah mendengar kabar bahwa Yohanes Pembaptis dibunuh. Dia pun menaiki perahu untuk mengasingkan diri ke tempat yang sunyi (Mat. 14:13). Mungkin Dia merasa perlu menangisi kematian kerabat-Nya itu dan berdoa dalam kesedihan-Nya.
Namun, ada satu masalah. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti-Nya. Kebutuhan mereka juga bermacam-macam. Sebenarnya mudah saja menyuruh mereka pergi, tetapi “ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit” (ay.14).
Meskipun sudah menjadi bagian dari panggilan Yesus untuk mengajar orang banyak dan menyembuhkan mereka selama Dia melayani di dunia, tetaplah rasa empati mempengaruhi cara Yesus melakukan pelayanan-Nya. Kiranya Allah menolong kita menyadari belas kasihan Allah dalam hidup kita dan memampukan kita untuk membagikannya kepada orang lain.—Jennifer Benson Schuldt
WAWASAN
Di Matius 14:13 kita membaca, “Setelah Yesus mendengar berita itu
menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu
ke tempat yang sunyi.” Dalam momen-momen penting atau ketika tantangan
besar datang, biasanya Yesus pergi memisahkan diri dari keramaian.
Inilah pola yang biasa dilakukan-Nya selama di dunia (ay.23; Markus
1:35; 6:46; Lukas 5:16; 6:12). Dalam Matius 14, hal yang memicu
keinginan Yesus untuk menyepi (“berita itu”, ay.13) adalah serangkaian
peristiwa keji yang berujung pada pembunuhan pendahulu-Nya, Yohanes
Pembaptis. Entah Dia mengambil waktu untuk berduka atas kematian Yohanes
atau ingin mencari hadirat Bapa yang menghiburkan diri-Nya, Yesus
mendapati waktu-waktu menyepi itu sangat berharga. —Bill Crowder
Belas kasihan dan pemeliharaan Allah seperti apa yang telah kamu alami? Apa saja yang selama ini menghalangimu untuk menyatakan kasih Allah dalam tanggung jawabmu sehari-hari?
Tuhan Yesus, terima kasih Engkau sudah memenuhi kebutuhan rohani dan jasmaniku. Buatlah rasa syukurku berlimpah ruah agar aku dapat memuliakan-Mu lewat kepedulianku kepada sesama.
No comments:
Post a Comment