Lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. —1 Korintus 10:31
“Kita akan pergi liburan!” seru istri saya dengan antusias saat memberi tahu Austin, cucu kami yang berusia tiga tahun, ketika mobil kami bergerak keluar rumah untuk memulai perjalanan kami. Si kecil Austin menatapnya dengan sikap serius dan menjawab, “Aku bukan liburan, tapi pergi bermisi!”
Entah dari mana cucu kami memperoleh konsep “bermisi,” tetapi komentarnya tadi membuat saya merenung dalam perjalanan ke bandara: Ketika saya pergi berlibur dan mengambil waktu istirahat selama beberapa hari, masihkah saya menyadari bahwa saya masih dalam “misi” untuk hidup setiap saat bersama dan untuk Allah? Apakah saya ingat untuk melayani Dia dalam segala hal yang saya lakukan?
Rasul Paulus menyemangati orang-orang percaya yang tinggal di Roma, ibu kota Kekaisaran Romawi: “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Rm. 12:11). Maksudnya adalah bahwa hidup kita di dalam Yesus seharusnya mempunyai tujuan yang jelas dan dijalani dengan antusias. Bahkan keseharian yang biasa dijalani pun mempunyai makna baru ketika kita menanti-nantikan Allah dan hidup untuk menggenapi tujuan-Nya.
Setelah berada di dalam pesawat, saya berdoa, “Tuhan, aku milikmu. Apa pun yang Engkau mau kulakukan dalam perjalanan ini, tolonglah aku agar tidak melewatkannya.”
Setiap hari adalah misi yang bermakna kekal bersama Dia!—JAMES BANKS
WAWASAN
Roma 12:9-21 disebut sebagai bagian nasihat, yang berarti “untuk
menasihati” atau untuk mendorong dilakukannya sebuah tindakan. Perikop
ini berisi dorongan untuk bertindak dengan cara-cara spesifik dan
berbagai perintah yang terlihat acak tentang sikap hati dan perbuatan
nyata. Sikap hati terkadang perlu ditunjukkan dengan perbuatan nyata;
tetapi, perbuatan nyata harus benar-benar diungkapkan.
Sikap hati termasuk membenci kejahatan, bersukacita dalam pengharapan
dan bersabar dalam kesesakan, dan tidak menganggap diri pandai.
Perbuatan nyata diungkapkan lewat tindakan saling mengasihi, memberi
hormat kepada orang lain, memiliki semangat rohani yang menyala-nyala
(dalam pelayanan), dan tekun dalam berdoa, berbagi, dan memberikan
tumpangan. Kita didorong untuk memberkati mereka yang menganiaya kita,
hidup dalam damai, dan tidak melakukan pembalasan terhadap musuh.—J.R.
Hudberg
Pernahkah kamu menjalankan misi tertentu? Bagaimana kamu dapat menjadikan seluruh aspek kehidupan kamu berorientasi kepada Allah?
Tuhan Yesus, anugerahkanlah kesanggupan untuk hidup bagi-Mu, supaya kelak aku boleh mendengar-Mu berkata, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia!” (Mat. 25:23).
No comments:
Post a Comment