Injil itu berbuah dan berkembang. —Kolose 1:6
Orang senang melakukan atraksi “ombak.“ Di berbagai pertandingan olahraga dan konser di seluruh dunia, atraksi tersebut dimulai ketika beberapa orang berdiri dan mengangkat tangan mereka. Beberapa saat kemudian, orang-orang yang duduk di sebelah mereka akan melakukan hal yang sama. Tujuannya adalah untuk menghasilkan gerakan bergelombang yang tak terputus dan menjalar hingga ke seluruh stadion. Ketika sampai di akhir gelombang, mereka yang memulai gerakan tersebut tersenyum dan bersorak gembira—lalu melanjutkan kembali gerakan tersebut.
Menurut catatan, atraksi ombak pertama kali muncul dalam pertandingan bisbol profesional antara Oakland Athletics dan New York Yankees di tahun 1981. Saya senang bergabung dalam atraksi semacam ini karena rasanya sangat menyenangkan. Namun, saya juga terpikir bahwa kegembiraan dan kebersamaan yang kami rasakan saat melakukan atraksi tersebut mengingatkan pada Injil Kristus—bahwa kabar baik tentang keselamatan dalam Yesus Kristus menyatukan orang-orang percaya di mana pun mereka berada dalam pujian dan pengharapan. “Gelombang besar” itu dimulai dua puluh abad yang lalu di Yerusalem. Dalam suratnya kepada jemaat di Kolose, Paulus menggambarkannya demikian, “Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya” (Kol. 1:6). Dampak alami dari kabar baik itu adalah “iman dan kasih [yang] muncul karena pengharapan yang disediakan bagi [kita] di surga” (ay.5 AYT).
Sebagai umat percaya, kita menjadi bagian dari gelombang terbesar dalam sejarah. Teruskanlah gelombang itu! Ketika gelombang itu akhirnya selesai, kita akan melihat senyum dari Dia yang memulai segala sesuatunya.—James Banks
WAWASAN
Paulus menggunakan kata ganti orang pertama jamak untuk menuliskan “kami
selalu mengucap syukur kepada Allah . . . setiap kali kami berdoa untuk
kamu, karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus
dan tentang kasihmu” (Kolose 1:3-4). Siapakah yang dimaksudkan dengan
“kami”? Selain mengungkapkan pikiran dan perasaan dari seorang rekan
muda bernama Timotius (1:1), perkataan Paulus juga mewakili isi hati
teman-teman dan rekan-rekan kerjanya yang lain (4:10-17). Secara khusus
kepada mereka yang belum mengenalnya secara pribadi (2:1), Paulus
menyatakan pemikirannya dengan berbicara atas nama orang-orang yang
lebih mereka kenal. Dari nama-nama tersebut, Epafras menonjol sebagai
seorang “kawan pelayan yang [di]kasihi,” yang bukan saja orang pertama
yang memberitakan kabar baik dan anugerah Allah kepada orang Kolose
(1:7-8), tetapi juga yang “selalu bergumul dalam doanya untuk [mereka],
supaya [mereka] berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan yang
berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah”
(4:12).—Mart DeHaan
Dari siapa kamu pertama kali mendengar kabar baik tentang Yesus Kristus? Bagaimana kamu dapat membagikannya kepada orang yang dekat denganmu minggu ini?
Aku memuji-Mu, ya Bapa, karena keindahan karunia keselamatan yang kuterima. Utuslah aku hari ini kepada seseorang yang perlu mendengar tentang kebaikan-Mu!
No comments:
Post a Comment