Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak. —Yohanes 15:5
Pada suatu pertunjukan musik anak-anak, saya menyaksikan seorang guru dan muridnya duduk di depan piano. Guru tersebut membungkuk dan membisikkan beberapa instruksi persis sebelum mereka berdua mulai bermain. Begitu musik mengalun, saya memperhatikan sang murid memainkan melodi yang sederhana sementara gurunya memainkan melodi pengiring yang menambah kedalaman dan kekayaan lagu tersebut. Di akhir lagu, sang guru mengangguk tanda berkenan pada permainan muridnya.
Hidup kita di dalam Yesus Kristus lebih menyerupai pertunjukan duet ketimbang penampilan solo. Namun, terkadang saya lupa bahwa sesungguhnya Dia “duduk di samping saya”, dan hanya oleh kuasa serta pimpinan-Nya saya bisa “memainkan” bagian saya. Kadangkala, saya berusaha melakukan sendiri semuanya dengan benar—mematuhi Allah dengan kekuatan diri saya, tetapi biasanya usaha saya berujung pada kegagalan dan kehampaan. Usaha saya untuk mengatasi masalah dengan kemampuan saya yang terbatas sering kali mengakibatkan perselisihan dengan sesama.
Kehadiran Sang Guru Agung membuat semuanya berbeda. Ketika saya bergantung kepada Tuhan Yesus untuk menolong saya, hidup saya menjadi lebih memuliakan Allah. Saya dapat melayani dengan sukacita, mengasihi dengan leluasa, dan dibuat takjub oleh berkat-berkat yang Allah limpahkan dalam hubungan saya dengan orang lain. Inilah yang Yesus katakan kepada murid-murid-Nya: “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh. 15:5).
Setiap hari kita berduet dengan Guru kita yang baik—anugerah dan kuasa-Nya saja yang memampukan kita terus mengalunkan melodi rohani hidup kita dengan indah.—JENNIFER BENSON SCHULDT
WAWASAN
Dalam Perjanjian Lama, umat Allah digambarkan sebagai “pohon anggur dari
Mesir” yang ditanam Allah dengan cermat di tanah subur Kanaan (Mazmur
80:9-12). Allah mengharapkan umat-Nya menghasilkan “buah anggur yang
baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam” (Yesaya
5:2; lihat juga 27:2-4). Dalam Yohanes 15, Yesus mengharapkan kita untuk
“lebih banyak berbuah” dan “berbuah banyak” supaya kita dapat
memuliakan Allah (Yohanes 15:2,8). Kita harus menghasilkan buah Roh
(Galatia 5:22-23) dan “memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik”
(Kolose 1:10). Saat memberitakan Injil, kita “mengumpulkan buah untuk
hidup yang kekal,” yakni jiwa-jiwa yang percaya dan menerima hidup kekal
(Yohanes 4:36).—K.T. Sim
Mengapa adakalanya kamu menolak pertolongan dan dorongan yang Allah tawarkan? Bagaimana ketergantungan kepada-Nya mengubah pandangan dan tindakan kamu dalam situasi tertentu?
Ya Allah, tolong aku agar selalu ingat bahwa Engkau menyertaiku setiap saat. Kusambut pengaruh dan perintah-Mu hari ini. Terima kasih karena Kau selalu dekat denganku.
No comments:
Post a Comment