[Allah akan] melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut. —Mikha 7:19
Salah seorang yang selamat dari peristiwa Holocaust, Corrie ten Boom, sangat tahu pentingnya pengampunan. Dalam buku Tramp for the Lord, Corrie mengatakan bahwa ia paling senang membayangkan dosa-dosa yang sudah diampuni dibuang ke laut. “Ketika kita mengakui dosa-dosa kita, Allah membuang semuanya ke samudra yang terdalam, hilang untuk selama-lamanya. . . . Saya yakin Allah lalu meletakkan tanda peringatan di sana dengan tulisan ‘Dilarang Memancing.’”
Ia menunjukkan hal penting yang terkadang gagal dipahami oleh orang percaya—ketika Allah mengampuni dosa-dosa kita, kita sepenuhnya diampuni! Jangan lagi kita mengungkit segala perbuatan dosa kita yang memalukan dan berkubang dalam perasaan bersalah. Sebaliknya, kita dapat menerima anugerah dan pengampunan-Nya, serta mengikuti-Nya dalam kemerdekaan.
Ide tentang “larangan memancing” ini bisa kita jumpai dalam Mazmur 130. Pemazmur menyatakan bahwa sekalipun Allah itu adil, Dia mengampuni dosa-dosa mereka yang bertobat: “Pada-Mu ada pengampunan” (ay.4). Ketika pemazmur menantikan Allah dan meletakkan keyakinannya kepada Dia (ay.5), ia menyatakan dalam iman bahwa Dia sendiri “yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya” (ay.8). Mereka yang percaya akan mengalami “banyak . . . pembebasan” (ay.7)
Ketika terperangkap dalam perasaan malu dan ketidaklayakan, kita tidak mungkin bisa melayani Allah dengan sepenuh hati. Kita justru terjerat oleh masa lalu kita. Ketika kamu merasa terhalang oleh segala kesalahan yang telah kamu perbuat, mintalah pertolongan Allah agar kamu dapat sepenuhnya mempercayai anugerah pengampunan dan hidup baru dari-Nya. Dia telah membuang dosa-dosamu ke dasar samudra!—Amy Boucher Pye
WAWASAN
Mazmur 130 menyebutkan tentang pembebasan dan pengampunan: pada Allah
“ada pengampunan” dan “pembebasan” (ay.4,7). Apakah kedua kata ini
memiliki arti yang sama? Menurut Baker Encyclopedia of the Bible, akar
kata kerja Ibrani untuk pembebasan atau penebusan yang digunakan dalam
mazmur ini memiliki konteks hukum dan digunakan “ketika suatu hewan
menggantikan (atau menebus) seseorang atau seekor hewan lainnya.” Dalam
konteks teologis, kata ini menunjukkan “sebuah pembebasan dari
perbudakan dosa, tebusan, atau harga yang dibayar untuk kebebasan.”
Tuhan Yesus menyediakan tebusan ini melalui kematian-Nya di atas salib,
“memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Matius 20:28).
Kita dapat diampuni dari segala dosa kita karena karya
penebusan/pembebasan Yesus di atas salib. Ketika kita datang kepada
Allah dalam pertobatan (berduka atas dosa kita), Allah mengampuni dan
membebaskan kita (para pendosa dan pelanggar) dari penghakiman dan
hukuman atas dosa-dosa kita, yaitu keterpisahan kekal dari Dia.—Alyson
Kieda
Apakah kamu terperangkap dalam pemikiran yang salah bahwa Allah tidak mungkin mengampuni dosa-dosa tertentu dalam hidupmu? Allah ingin pengampunan-Nya membebaskanmu!
Allah Maha Pengampun, Engkau mengutus Putra-Mu Yesus Kristus untuk menyelamatkanku dari dosa dan maluku. Tolonglah aku hidup dalam kemerdekaan sebagai orang yang sudah sepenuhnya diampuni.
No comments:
Post a Comment