Terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.—Yakobus 1:21
Dalam Imitation of Christ (Mengikuti Jejak Kristus), biarawan Thomas à Kempis dari abad ke-15 memberikan pandangan yang mungkin mengagetkan tentang pencobaan. Ketimbang berfokus pada penderitaan dan kesulitan yang dialami akibat pencobaan, Kempis menulis, “[pencobaan] bermanfaat karena dapat membuat kita rendah hati, membersihkan kita, dan mengajar kita.” Ia menjelaskan, “Kunci kemenangan adalah kerendahan hati dan kesabaran yang sungguh; olehnya kita dapat mengalahkan musuh.”
Kerendahan hati dan kesabaran. Betapa berbedanya perjalanan saya bersama Kristus jika itulah respons alamiah saya terhadap pencobaan! Sayangnya, sering kali respons saya terhadap pencobaan adalah merasa malu, frustrasi, dan tidak sabar untuk segera mengenyahkan pergumulan tersebut.
Namun, Yakobus 1 mengajar kita bahwa pasti ada maksud di balik setiap pencobaan dan ujian yang kita hadapi. Bila kita menyerah kepada pencobaan, akibatnya memang membawa kesedihan dan kehancuran (ay.13-15). Namun, ketika kita berpaling kepada Allah untuk memohon hikmat dan kasih karunia-Nya dengan rendah hati, kita akan menyadari bahwa Allah “memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit” (ay.5). Oleh kuasa-Nya di dalam kita, pencobaan dan perjuangan kita melawan dosa akan menghasilkan ketekunan, “supaya [kita] menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun” (ay.4).
Ketika kita mempercayai Yesus, tidak ada lagi alasan untuk hidup dalam ketakutan. Sebagai anak-anak kesayangan Allah, kita dapat memperoleh damai sejahtera di dalam dekapan tangan-Nya yang penuh kasih, meski berada di tengah badai pencobaan.—Monica La Rose
WAWASAN
Yakobus mengawali suratnya kepada para pengikut Yesus yang terusir dan
resah dengan mendesak mereka untuk meminta hikmat bagaimana hidup
sebagai pengikut Yesus (1:5,19-22). Namun bagaimana mereka akan
mengenali pertolongan ilahi itu? Setelah secara singkat membahas
berbagai tantangan yang sulit dalam masalah hubungan, Yakobus memberi
gambaran tentang hikmat yang didasarkan pada kerendahan hati dan tidak
terpusat pada diri sendiri (3:13-16). Hikmat dari Allah itu cinta damai,
penuh perhatian, bersedia mendengarkan, penuh belas kasihan dan
kebaikan, dan tidak berprasangka atau munafik (ay.17). —Mart DeHaan
Bagaimana kerendahan hati dan kesabaran mengubah responsmu terhadap pencobaan atau pergumulan? Bagaimana sikap tersebut menolong dan melegakanmu?
Ya Yesus, aku sedih menyadari seringnya aku menghadapi pencobaan dan pergumulan dengan kekuatanku sendiri—seakan aku tidak membutuhkan-Mu. Terima kasih, Engkau panjang sabar terhadapku.
No comments:
Post a Comment