Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka!—Mazmur 149:2
Di awal tahun ajaran baru, C. J. yang berusia empat belas tahun biasa turun dari bus sekolah setiap siang dan berjoget sembari menyusuri halaman rumahnya. Ibunya suka merekam dan membagikan video C. J. berjoget. C. J. berjoget karena ia menikmati hidup dan senang “membuat orang lain bahagia” lewat gerakan tubuhnya. C. J. juga menginspirasi orang lain untuk menari bersamanya. Suatu hari, dua petugas pemungut sampah sengaja meluangkan waktu di tengah kesibukan mereka untuk ikut berjoget dan bergoyang. Mereka bertiga menunjukkan betapa sukacita yang murni itu ternyata menular.
Penulis Mazmur 149 menggambarkan Allah sebagai sumber sukacita yang abadi dan tidak bersyarat. Pemazmur mendorong umat Allah untuk bersatu dan menyanyikan “bagi Tuhan nyanyian baru!” (ay.1). Ia mengundang Israel untuk “bersukacita atas Yang menjadikannya” dan “bersorak-sorak atas raja mereka” (ay.2). Ia memanggil kita untuk menyembah Allah dengan tari-tarian dan musik (ay.1-3). Apa alasannya? Karena “Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan” (ay.4).
Bapa kita yang penuh kasih menciptakan kita dan menopang seluruh alam semesta. Dia bersukacita atas kita karena kitalah anak-anak yang dikasihi-Nya. Dia membentuk kita, mengenal kita, dan dan mengundang kita untuk memiliki hubungan pribadi dengan-Nya. Sungguh sebuah kehormatan! Allah kita yang hidup dan penuh kasih menjadi alasan kita dapat terus bersukacita. Kita dapat bersukacita karena Dia selalu hadir bagi kita, dan kita juga mengucap syukur untuk setiap hari yang kita terima dari Dia yang menjadikan kita. —Xochitl Dixon
WAWASAN
Para ahli Alkitab tidak tahu pasti kapan Mazmur 149 ditulis atau
bagaimana mazmur itu dipakai dalam ibadah, tetapi salah satu
kemungkinannya adalah bahwa pada mulanya mazmur tersebut dipakai dalam
perayaan tahunan Allah Israel (YHWH, TUHAN) dinobatkan sebagai Raja alam
semesta (lihat ay.2). Mazmur 149 adalah yang keempat dari 5 mazmur
(Mazmur 146–150) yang diawali dan diakhiri dengan ungkapan “Heleluya!”
Kelima mazmur ini dapat dipandang sebagai kesimpulan atau rangkuman dari
keseluruhan kitab Mazmur, yang menggemakan pujian atas karya
penyelamatan dan kehadiran Allah di tengah umat-Nya.—Monica La Rose
Mengapa kita dapat bersukacita dalam segala keadaan ketika kita tahu Allah bersukacita atas diri kita? Bagaimana caramu mengungkapkan sukacita kepada Tuhan di sepanjang hari ini?
Terima kasih karena Engkau mengasihi kami, bersukacita atas kami, dan mengenal kami, ya Allah.
No comments:
Post a Comment