Roh itu memohon kepada Allah untuk umat Allah. —Roma 8:27 BIS
Pada suatu Sabtu sore, kami sekeluarga mampir ke sebuah restoran untuk makan siang. Saat pramusaji meletakkan wadah berisi hamburger dan kentang goreng renyah di atas meja, suami saya mendongak dan menanyakan namanya. Suami saya berkata, “Kami sekeluarga terbiasa berdoa sebelum makan. Adakah yang bisa kami doakan untukmu hari ini?” Pramusaji bernama Allen itu pun melihat kami dengan pandangan terkejut bercampur waswas. Ia terdiam sejenak sebelum memberi tahu kami bahwa setiap malam ia menumpang tidur di sofa dalam rumah temannya, mobilnya baru saja mogok, dan ia sendiri tidak punya uang.
Ketika suami saya dengan suara pelan berdoa agar Allah menunjukkan kasih-Nya dan memelihara Allen, saya teringat bahwa peran kami sebagai perantara dalam doa tersebut mirip dengan karya Roh Kudus yang menyampaikan permohonan kita dan menghubungkan kita dengan Allah. Di saat-saat kita sangat membutuhkan pertolongan—ketika menyadari bahwa kita tidak mampu menangani berbagai masalah hidup dengan kekuatan kita sendiri, ketika kita tidak tahu harus menyampaikan apa kepada Allah, “Roh itu memohon kepada Allah untuk umat Allah” (Rm. 8:27 BIS). Kita tidak tahu apa yang disampaikan oleh Roh Kudus, tetapi kita dapat meyakini bahwa itu pasti selalu sesuai dengan kehendak Allah bagi hidup kita.
Ketika kamu nanti berdoa untuk memohon bimbingan, berkat, dan perlindungan Allah atas seseorang, biarlah perbuatan baik itu mengingatkanmu bahwa kebutuhan rohanimu juga sedang dibawa ke hadapan Allah yang mengenal dan mempedulikan hidupmu.—Jennifer Benson Schuldt
WAWASAN
Terminologi yang digunakan Paulus dalam Roma 8:31-35 adalah
istilah-istilah legal yang digunakan di pengadilan. Kata-kata seperti
menggugat, membenarkan, dan menghukum sangat tepat dipakai oleh Paulus
dalam mendiskusikan tentang legalitas, dengan memberikan gambaran
pengadilan surgawi kepada para pembaca. Ditambah lagi, Paulus
menjelaskan bahwa tidak ada lagi yang menghukum orang-orang yang percaya
kepada Kristus (mendasarinya di atas pernyataannya di ayat 1) karena
Yesus mati untuk mereka dan sekarang menjadi Pembela mereka (ay.34).
Kata Pembela menggambarkan seseorang yang mendekati seorang penguasa
dalam sebuah pengadilan sebagai wakil dari seseorang dan mengajukan
petisi demi mereka. Sangat menarik bahwa baik Kristus maupun Roh Kudus
sama-sama melakukan hal ini demi kita (ay.26-29,34). Tuhan Yesus,
satu-satunya yang dapat menghukum orang percaya, justru mati dan
sekarang duduk di sebelah kanan Allah sebagai wakil kita. —Julie Schwab
Adakah seseorang yang dapat kamu doakan hari ini? Bagaimana kamu dapat menanggapi pencobaan yang menggodamu jika kamu menyadari bahwa Roh Kudus sedang mendoakanmu di tengah pergumulan tersebut?
Tuhan Yesus, aku bersyukur kepada-Mu karena pencobaan yang kuhadapi tidak sanggup memisahkanku dari-Mu. Berikanlah kepadaku kemenangan pada hari ini lewat kuasa kebangkitan-Mu.
No comments:
Post a Comment