Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian. —Matius 21:16
Ketika saya dan seorang teman berkunjung ke salah satu pemukiman kumuh di Nairobi, Kenya, hati kami terenyuh melihat kemiskinan yang terpampang di depan mata. Meski demikian, di sana kami juga merasakan emosi yang berbeda—perasaan yang menyegarkan—ketika kami menyaksikan anak-anak kecil berlari dan berteriak-teriak, “Mchungaji, Mchungaji!” (bahasa Swahili untuk kata “pendeta”). Begitulah reaksi penuh sukacita anak-anak itu begitu melihat pemimpin rohani mereka di dalam kendaraan yang membawa kami. Dengan teriakan kegirangan, anak-anak kecil itu menyambut kedatangan seorang pendeta yang sangat memperhatikan dan mempedulikan mereka.
Ketika Yesus tiba di Yerusalem dengan menunggang keledai, ada sejumlah anak di antara orang-orang yang bersukacita menyambut-Nya. “Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan . . . Hosana bagi Anak Daud!” (Mat. 21:9,15). Namun, bukan pujian bagi Yesus saja yang terdengar saat itu. Bisa dibayangkan kehebohan yang timbul ketika para pedagang yang sibuk berdagang diusir oleh Yesus dari Bait Allah (ay.12-13). Lebih dari itu, para pemimpin agama yang menyaksikan berbagai mukjizat yang dilakukan Yesus merasa “sangat jengkel” (ay.14-15). Mereka mengungkapkan kekesalan hati mereka atas pujian anak-anak yang ditujukan bagi Yesus (ay.16), suatu tindakan yang justru menunjukkan kedegilan hati mereka sendiri.
Kita dapat meneladani iman anak-anak Allah dari segala zaman dan tempat yang mengakui Yesus sebagai Juruselamat dunia. Hanya Dia yang mendengar pujian dan seruan kita, dan Dia mempedulikan serta menyelamatkan kita ketika kita datang kepada-Nya dengan iman layaknya seorang anak kecil.—Arthur Jackson
WAWASAN
Dalam sebuah peristiwa yang penuh dengan kegembiraan, Yesus mengendarai
seekor keledai muda masuk ke Yerusalem tepat sebelum perayaan Paskah
(Mat. 21:5-7; Mrk. 11:1-7; Luk. 19:30-36). Peristiwa ini menggenapi
nubuat yang dituliskan dalam Zakharia 9:9: “Rajamu datang kepadamu; ia
adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor
keledai beban yang muda.” Pada zaman kuno, ketika seorang raja datang
mengendarai seekor keledai, itu berarti ia datang dalam damai (dan bukan
dalam perang). Sebagai respons, orang-orang bersukacita dan berseru,
“Hosana” (Mat. 21:9), yang berarti “Allah membebaskan.” Sang Raja yang
membebaskan datang kepada umat-Nya dalam damai. —J. R. Hudberg
Sejauh mana pandanganmu tentang Yesus telah berubah atau berkembang? Apa saja yang menghalangimu dalam melihat Dia sebagai Anak Allah yang datang menyelamatkanmu?
Tuhan Yesus, tolonglah aku melihat-Mu seutuhnya—sebagai Tuhan dan Juruselamatku.
No comments:
Post a Comment