kamu mungkin tahu bagaimana rasanya. Tagihan demi tagihan datang setelah kamu menjalani prosedur medis—dari dokter anestesi, dokter bedah, laboratorium, fasilitas medis lain. Jason pernah mengalami hal ini setelah menjalani suatu operasi darurat. Ia mengeluh, “Kami masih berutang ribuan dolar, padahal sebagian sudah ditanggung oleh asuransi. Kalau saja kami bisa melunasi semua tagihan ini, hidup kami pasti lebih baik dan saya akan bahagia! Namun, sekarang rasanya masalah datang begitu bertubi-tubi.”
Adakalanya seperti itulah masalah dalam hidup kita. Hal yang sama juga dialami oleh Rasul Paulus. Ia berkata, “Saya sudah mengalami hidup serba kekurangan” tetapi ia “sudah mengenal rahasianya untuk menghadapi keadaan yang bagaimanapun juga”(Flp. 4:12 BIS). Apa rahasianya? “Dengan kuasa yang diberikan Kristus kepada saya, saya mempunyai kekuatan untuk menghadapi segala rupa keadaan” (ay.13 bis). Suatu waktu, saat sedang menghadapi keadaan yang mengecewakan, saya membaca tulisan ini pada selembar kartu ucapan: “Kalau tidak di sini, di mana lagi?” Kalimat tersebut mengingatkan saya bahwa jika saya tidak bisa merasa cukup dalam keadaan saat ini, lantas apa yang membuat saya yakin bahwa saya akan bahagia seandainya situasinya berbeda?
Bagaimana kita dapat belajar berserah kepada Yesus? Mungkin dengan mengatur ulang fokus kita. Dengan menikmati dan mengucap syukur untuk semua kebaikan yang kita terima. Dengan belajar lebih lagi tentang Bapa kita yang setia. Dengan bertumbuh dalam sikap percaya dan sabar. Dengan menyadari bahwa hidup adalah bagi Allah dan bukan bagi diri kita sendiri. Dengan meminta Allah mengajarkan rasa cukup yang hanya ditemukan di dalam Dia.—Anne Cetas
WAWASAN
Filipi 4:10-20 adalah salah satu eksposisi agung Paulus mengenai kepuasan, bersama dengan 1 Timotius 6:2-10. Sangat jelas dari kedua bacaan ini bahwa Paulus tidak memikirkan tentang kekayaan. Bahkan, fokusnya tidak berada pada kebutuhan dirinya sendiri namun pada keuntungan yang diberikan kepada para pemberi, “semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi” (Filipi 1:1). Paulus berkata, “Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu” (4:17). Ia melihat pemberian mereka yang murah hati sebagai persembahan untuk Allah dan mengatakan bahwa Allah sajalah yang akan memenuhi semua kebutuhan mereka (ay.18-19). —Tim Gustafson
Filipi 4:10-20 adalah salah satu eksposisi agung Paulus mengenai kepuasan, bersama dengan 1 Timotius 6:2-10. Sangat jelas dari kedua bacaan ini bahwa Paulus tidak memikirkan tentang kekayaan. Bahkan, fokusnya tidak berada pada kebutuhan dirinya sendiri namun pada keuntungan yang diberikan kepada para pemberi, “semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi” (Filipi 1:1). Paulus berkata, “Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu” (4:17). Ia melihat pemberian mereka yang murah hati sebagai persembahan untuk Allah dan mengatakan bahwa Allah sajalah yang akan memenuhi semua kebutuhan mereka (ay.18-19). —Tim Gustafson
Area mana saja dalam hidup kamu yang perlu lebih kamu syukuri? Bagaimana kamu dapat mengubah fokus kamu?
Ya Allah, Engkau baik dan semua yang Engkau
lakukan sungguh baik. Ajarkan aku menemukan kepuasan di dalam Engkau.
Aku mau belajar.
No comments:
Post a Comment