Saya tertunduk lunglai dan menghela napas, “Entah bagaimana aku bisa menyelesaikan semua ini.” Suara teman saya terdengar di ujung telepon: “Beri apresiasi untuk dirimu sendiri. Sudah banyak yang kaulakukan.” Kemudian ia menyebutkan hal-hal yang telah saya coba lakukan—menjaga gaya hidup sehat, bekerja, mengambil kuliah pascasarjana, menulis, dan menghadiri kelas pendalaman Alkitab. Saya ingin melakukan semuanya itu untuk Allah, tetapi sebaliknya saya lebih berfokus pada apa yang saya lakukan daripada cara saya melakukannya—atau mungkin saja ada terlalu banyak hal yang coba saya lakukan sehingga saya pun kewalahan.
Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Kolose bahwa mereka harus hidup dengan cara yang memuliakan Allah. Pada akhirnya, apa yang mereka lakukan sehari-hari tidaklah sepenting cara mereka melakukannya. Mereka patut melakukan pekerjaan mereka dengan “belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran” (Kol. 3:12), rela mengampuni orang lain, dan yang terutama saling mengasihi (ay.13-14) dan melakukan “semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus ”(ay.17). Pekerjaan mereka tidak dapat dipisahkan dari kehidupan yang menyerupai Kristus.
Apa yang kita lakukan itu memang penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana, mengapa dan untuk siapa kita melakukannya. Setiap hari kita bisa memilih untuk bekerja mati-matian atau dengan cara yang memuliakan Allah dan mencari makna yang diberikan Tuhan Yesus dalam pekerjaan kita. Melakukan hal yang kedua akan membawa kita kepada kepuasan.—Julie Schwab
WAWASAN
Sepertinya komunitas orang percaya di Kolose adalah gereja yang terkait erat dengan gereja di Laodikia—yang ditegur dengan sangat keras oleh Yesus dalam Wahyu 3:14-22. Paulus menulis kepada jemaat di Kolose: “Dan bilamana surat ini telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan juga di jemaat Laodikia dan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepadamu” (Kolose 4:16). Kedua kota ini tidak hanya dekat secara geografis, tetapi juga memiliki hubungan yang erat, hingga mereka saling bertukar surat. Selain itu, gereja di Kolose juga menerima surat yang ditujukan untuk salah seorang pemimpinnya, Filemon. Jemaat di Kolose menerima setidaknya tiga surat dari rasul Paulus.—Bill Crowder
Sepertinya komunitas orang percaya di Kolose adalah gereja yang terkait erat dengan gereja di Laodikia—yang ditegur dengan sangat keras oleh Yesus dalam Wahyu 3:14-22. Paulus menulis kepada jemaat di Kolose: “Dan bilamana surat ini telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan juga di jemaat Laodikia dan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepadamu” (Kolose 4:16). Kedua kota ini tidak hanya dekat secara geografis, tetapi juga memiliki hubungan yang erat, hingga mereka saling bertukar surat. Selain itu, gereja di Kolose juga menerima surat yang ditujukan untuk salah seorang pemimpinnya, Filemon. Jemaat di Kolose menerima setidaknya tiga surat dari rasul Paulus.—Bill Crowder
Dalam hal apa saja kamu melakukan sesuatu karena
kebutuhan atau kewajiban, dan bukan untuk kemuliaan Allah? Menurutmu,
bagaimana makna sejati dapat ditemukan dalam Kristus dan bukan dalam
keberhasilan kita?
Tuhan Yesus, ampuni aku ketika adakalanya aku
terlalu berusaha mengejar pencapaianku. Tolonglah aku lebih rindu
mencapai hal-hal yang membawa kemuliaan bagi nama-Mu.
No comments:
Post a Comment