“Sup Batu” adalah sebuah dongeng lama dengan beragam versi yang bercerita tentang orang kelaparan yang datang ke sebuah desa, tetapi tidak ada yang bisa menyisihkan secuil pun makanan untuknya. Lalu, orang yang kelaparan itu memasukkan sebongkah batu ke dalam panci berisi air dan memasaknya. Karena penasaran, para penduduk desa memperhatikan orang itu mengaduk “sup” yang dimasaknya. Akhirnya, datang seseorang membawa dua butir kentang untuk ditambahkan ke dalam sup, lalu orang yang lain membawa beberapa batang wortel. Seorang lagi menambahkan sebutir bawang bombai, dan yang lain memasukkan segenggam jelai. Seorang petani menyumbangkan susu. Akhirnya, “sup batu” itu menjadi sup kental yang lezat.
Kisah itu memang menggambarkan arti penting dari berbagi, tetapi juga mengingatkan kita untuk mau membawa apa saja yang kita punya, sekalipun kelihatannya tidak berarti. Dalam Yohanes 6:1-14 kita membaca tentang seorang anak laki-laki yang kelihatannya menjadi satu-satunya orang di antara kerumunan itu yang berinisiatif membawa makanan. Murid-murid Yesus tidak dapat berbuat banyak dengan bekal si anak yang hanya terdiri dari lima roti dan dua ikan. Namun, ketika makanan itu dipersembahkan kepada Yesus, Dia melipatgandakannya hingga dapat memberi makan ribuan orang lapar!
Saya pernah mendengar seseorang berkata, “Kamu tidak perlu memberi makan lima ribu orang. Kamu hanya perlu membawa roti dan ikan yang kamu punya.” Sama seperti Yesus mengambil bekal seseorang dan melipatgandakannya jauh melampaui harapan dan bayangan siapa pun (ay.11), demikian jugalah Dia akan menerima usaha, talenta, dan pelayanan yang kita serahkan kepada-Nya. Dia hanya ingin kita rela membawa apa saja yang kita miliki kepada-Nya.—Cindy Hess Kasper
WAWASAN
Memberi makan 5.000 orang adalah satu-satunya mukjizat selain kebangkitan Yesus yang dicatat dalam keempat Injil (Matius 14:13-21; Markus 6:32-44; Lukas 9:10-17; Yohanes 6:5-14). Secara kuantitas, inilah mukjizat terbesar yang pernah dilakukan Yesus, dengan kemungkinan penerima mencapai lebih dari 20.000 orang. “Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak” (Matius 14:21). Markus 6:35-37 mencatat bahwa mukjizat ini terjadi di tempat yang “sunyi,” dan para murid ingin menyuruh orang-orang tersebut pergi untuk membeli makanan untuk mereka sendiri. Namun, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk memberi orang-orang itu makan. Ia menantang iman mereka—mereka tidak punya uang atau cara untuk membeli makanan—dan belas kasihan mereka. Yesus menginginkan para murid untuk menjadikan kebutuhan orang banyak tersebut sebagai tanggung jawab mereka. —K. T. Sim
Memberi makan 5.000 orang adalah satu-satunya mukjizat selain kebangkitan Yesus yang dicatat dalam keempat Injil (Matius 14:13-21; Markus 6:32-44; Lukas 9:10-17; Yohanes 6:5-14). Secara kuantitas, inilah mukjizat terbesar yang pernah dilakukan Yesus, dengan kemungkinan penerima mencapai lebih dari 20.000 orang. “Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak” (Matius 14:21). Markus 6:35-37 mencatat bahwa mukjizat ini terjadi di tempat yang “sunyi,” dan para murid ingin menyuruh orang-orang tersebut pergi untuk membeli makanan untuk mereka sendiri. Namun, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk memberi orang-orang itu makan. Ia menantang iman mereka—mereka tidak punya uang atau cara untuk membeli makanan—dan belas kasihan mereka. Yesus menginginkan para murid untuk menjadikan kebutuhan orang banyak tersebut sebagai tanggung jawab mereka. —K. T. Sim
Apa yang selama ini tidak ingin kamu persembahkan kepada Allah? Mengapa begitu sulit membawa bagian hidupmu tersebut kepada-Nya?
Tuhan Yesus, mampukanlah aku menyerahkan apa pun yang kumiliki kepada-Mu, karena aku tahu Engkau sanggup melipatgandakannya.
No comments:
Post a Comment