Banksy, seniman yang terkenal karena kejahilannya, berhasil melakukan aksi yang mengejutkan. Lukisannya yang berjudul Gadis dengan Balon laku terjual seharga satu juta pound di rumah lelang Sotheby di London. Beberapa saat setelah juru lelang berteriak “Terjual,” sebuah alarm berbunyi dan lukisan itu bergerak turun dan melewati mesin penghancur dokumen yang terpasang di bagian bawah bingkai. Banksy mengunggah foto para peserta lelang yang menatap mahakaryanya yang kini hancur itu di akun media sosialnya, disertai keterangan, “Going, going, gone” (Musnah, lenyap, tak berbekas).
Banksy senang bisa menjahili orang kaya, tetapi sebenarnya ia tidak perlu repot-repot. Harta kekayaan itu sendiri juga kerap “menjahili” pemiliknya. Allah berkata, “Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya . . . kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali” (ams. 23:4-5).
Tidak banyak hal selain uang yang sifatnya begitu sementara. Kita bekerja keras mendapatkannya, tetapi uang juga bisa habis dalam sekejap. Penyebabnya, antara lain: investasi yang gagal, inflasi yang mengikis kekayaan, tagihan-tagihan yang harus dibayar, hilang dicuri, habis dilalap api, atau disapu banjir. Sekalipun kita berhasil mengatur dan menyimpan uang kita, waktu untuk membelanjakannya pun terus berlalu. Sekejap mata, maka masa hidupmu musnah, lenyap, tak berbekas.
Lalu, apa yang bisa dilakukan? Allah memberi tahu kita: “Takutlah akan Tuhan senantiasa. Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” (ay.17-18). Investasikan hidupmu dalam Yesus; Dia saja yang akan menopangmu selamanya.—Mike Wittmer
WAWASAN
Amsal 22:17-24:22 ditandai sebagai bagian yang terpisah dengan judul “Amsal-amsal orang bijak.” Beberapa ahli berargumen bahwa Salomo “meminjam” beberapa amsal ini dari kitab hikmat Mesir kuno, “The Instruction of Amenemope” (“Petunjuk-petunjuk Amenemope”), yang memiliki tiga puluh pasal. Apa pun sumbernya, kita percaya bahwa “amsal-amsal” ini “diilhamkan Allah” (2 Timotius 3:16-17). Amsal yang ketujuh (Amsal 23:1-3) menggambarkan pesta makan yang diselenggarakan oleh tuan rumah yang berkuasa, dan memperingatkan pembaca terhadap daya pikat dari kedudukan sosial. Sebaliknya, kita harus berjaga-jaga dan menahan diri ketika ada godaan untuk memanjakan diri. Amsal yang kedelapan (ay.4-5) memperingatkan tentang bahaya keserakahan, tentang nikmatnya uang dan materi, tentang mengandalkan kekayaan. Karena kekayaan itu tidak abadi (27:24), adalah suatu kebodohan untuk mengandalkannya (Pengkhotbah 5:12-14; Matius 6:19; 1 Timotius 6:6-10; Yakobus 5:1-6). —K. T. Sim
Amsal 22:17-24:22 ditandai sebagai bagian yang terpisah dengan judul “Amsal-amsal orang bijak.” Beberapa ahli berargumen bahwa Salomo “meminjam” beberapa amsal ini dari kitab hikmat Mesir kuno, “The Instruction of Amenemope” (“Petunjuk-petunjuk Amenemope”), yang memiliki tiga puluh pasal. Apa pun sumbernya, kita percaya bahwa “amsal-amsal” ini “diilhamkan Allah” (2 Timotius 3:16-17). Amsal yang ketujuh (Amsal 23:1-3) menggambarkan pesta makan yang diselenggarakan oleh tuan rumah yang berkuasa, dan memperingatkan pembaca terhadap daya pikat dari kedudukan sosial. Sebaliknya, kita harus berjaga-jaga dan menahan diri ketika ada godaan untuk memanjakan diri. Amsal yang kedelapan (ay.4-5) memperingatkan tentang bahaya keserakahan, tentang nikmatnya uang dan materi, tentang mengandalkan kekayaan. Karena kekayaan itu tidak abadi (27:24), adalah suatu kebodohan untuk mengandalkannya (Pengkhotbah 5:12-14; Matius 6:19; 1 Timotius 6:6-10; Yakobus 5:1-6). —K. T. Sim
Di bagian hidup manakah kamu merasa tidak aman? Bagaimana hal itu dapat menuntunmu kepada Yesus?
Ya Allah, tolong aku menyerahkan seluruh kekhawatiranku kepada-Mu dan mempercayai kebaikan serta kesetiaan-Mu.