Dalam perjalanan pulang setelah mengunjungi kerabat di negara bagian lain, saya menemukan selembar amplop kotor dan tebal tergeletak di tanah dekat suatu pom bensin. Saya pun mengambil dan melihat isinya. Saya sangat terkejut karena amplop tersebut berisi uang seratus dolar.
Seseorang telah kehilangan uang seratus dolar dan mungkin saja ia sedang panik mencarinya. Saya memberikan nomor telepon kami kepada petugas di pom bensin tersebut, karena mungkin saja ada orang yang datang mencari amplop itu. Namun, tidak ada yang menghubungi saya.
Seseorang pernah memiliki uang tersebut tetapi kemudian uang itu hilang. Hal itu umum terjadi pada harta duniawi. Harta bisa hilang, dicuri, atau dihambur-hamburkan. Harta bisa hilang karena investasi yang gagal atau kandas di pasar moneter yang tidak bisa kita kendalikan. Namun, tidak demikian dengan harta surgawi yang kita punya di dalam Yesus, yakni hubungan yang dipulihkan dengan Allah dan janji hidup kekal. Harta surgawi tidak mungkin tercecer di pom bensin atau hilang di mana pun.
Itulah sebabnya Kristus menasihati kita untuk mengumpulkan “harta di sorga” (Mat. 6:20). Kita melakukannya ketika kita menjadi “kaya dalam kebajikan” (1 Tim. 6:18) atau “kaya dalam iman” (Yak. 2:5) lewat kerelaan membantu sesama dan membagikan kasih Yesus kepada mereka. Dengan pimpinan dan kekuatan Allah, kiranya kita terus mengumpulkan harta surgawi sambil menantikan keabadian bersama-Nya kelak.—Dave Branon
WAWASAN
Matius (atau Lewi, anak Alfeus; Markus 2:14) – pemungut cukai yang kemudian menjadi murid Yesus–diyakini sebagai penulis Injil Matius. Matius 6 adalah bagian dari Khotbah Kristus di Bukit (Matius 5–7), yang disampaikan di tepi bukit dekat Kapernaum. Khotbah ini dimulai dengan Yesus berbicara tentang kehidupan rohani orang yang percaya kepada Kristus (ay.1-18) dan beralih ke peringatan-peringatan terhadap kecintaan akan harta benda, kecemasan, dan sikap menghakimi (ay.19; 7:5). Peringatan terhadap kecintaan akan uang dan harta benda dalam bacaan hari ini adalah tema umum dalam Alkitab. Beberapa contoh adalah catatan tentang Akhan (Yosua 7:1), sang pemuda kaya (Matius 19:16-22), dan Ananias dan Safira (Kisah Para Rasul 5:1-11). —Alyson Kieda
Matius (atau Lewi, anak Alfeus; Markus 2:14) – pemungut cukai yang kemudian menjadi murid Yesus–diyakini sebagai penulis Injil Matius. Matius 6 adalah bagian dari Khotbah Kristus di Bukit (Matius 5–7), yang disampaikan di tepi bukit dekat Kapernaum. Khotbah ini dimulai dengan Yesus berbicara tentang kehidupan rohani orang yang percaya kepada Kristus (ay.1-18) dan beralih ke peringatan-peringatan terhadap kecintaan akan harta benda, kecemasan, dan sikap menghakimi (ay.19; 7:5). Peringatan terhadap kecintaan akan uang dan harta benda dalam bacaan hari ini adalah tema umum dalam Alkitab. Beberapa contoh adalah catatan tentang Akhan (Yosua 7:1), sang pemuda kaya (Matius 19:16-22), dan Ananias dan Safira (Kisah Para Rasul 5:1-11). —Alyson Kieda
Perbuatan apa yang bisa kamu lakukan minggu ini
yang mempunyai dampak kekal? Bagaimana kamu dapat menggunakan harta
duniawi kamu dengan lebih bijak sebagai investasi demi memperoleh harta
surgawi?
Ya Allah, terima kasih untuk segala sesuatu
yang telah Engkau berikan kepada kami di dunia ini—uang, rumah, dan
masih banyak lagi. Tolonglah kami agar tidak terlalu erat memegang
harta duniawi tersebut, sembari kami terus berupaya mengumpulkan harta
surgawi yang kekal.
No comments:
Post a Comment