Dalam sebuah video YouTube, Alan Glustoff, seorang petani keju di Goshen, New York, menjelaskan cara memfermentasi keju, suatu proses yang dilakukan untuk memberi rasa dan tekstur pada keju. Sebelum dapat dijual ke pasar, setiap blok keju disimpan dalam sebuah rak di gua bawah tanah selama enam hingga dua belas bulan. Dalam lingkungan yang lembab ini, keju tersebut diawasi dengan saksama. “Kami berusaha sedapat mungkin memberikan bagi keju itu lingkungan yang tepat untuk berkembang. . . [dan] mencapai potensinya yang paling maksimal,” jelas Glustoff.
Semangat Glustoff untuk mencapai potensi maksimal dari keju yang ia hasilkan mengingatkan saya pada kerinduan Allah untuk mencapai “potensi maksimal” dari anak-anak-Nya supaya mereka berbuah dan menjadi dewasa. Dalam Efesus 4, Rasul Paulus menjabarkan orang-orang yang terlibat dalam proses ini: para rasul, nabi, penginjil, gembala, dan pengajar (ay.11). Orang-orang dengan karunia tersebut membantu merangsang pertumbuhan setiap orang percaya sekaligus mendorong mereka untuk melayani (“pekerjaan pelayanan” yang disebutkan di ayat 12). Tujuannya adalah agar kita mencapai “kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” (ay.13).
Pertumbuhan rohani terjadi melalui kuasa Roh Kudus ketika kita menundukkan diri kepada proses pendewasaan-Nya. Sewaktu kita menuruti bimbingan dari orang-orang yang ditempatkan-Nya dalam kehidupan kita, kita menjadi semakin efektif ketika Dia mengutus kita untuk melayani-Nya. —Linda Washington
WAWASAN
Perjanjian Baru memuat tiga daftar karunia rohani—Roma 12:6-8, 1 Korintus 12:8-10, dan 1 Korintus 12:28-30. Di samping itu, Efesus 4:11 menyebutkan jabatan-jabatan yang dijalankan oleh orang-orang dengan karunia spesifik, dan 1 Petrus 4:10-11 mengelompokkan karunia menjadi dua: berbicara dan melayani. Di antara semua daftar itu, tidak ada yang identik. Artinya, daftar-daftar tersebut tidak mencakup seluruh karunia yang bisa Allah berikan kepada manusia. Dalam setiap daftar, yang ditekankan bukanlah jumlah karunia yang ada, melainkan keragaman dan tujuannya. Karunia-karunia itu hendaknya dipergunakan dengan kasih demi kesatuan jemaat (1 Korintus 12:12-27; 13:1-13), membangun kedewasaan rohani orang percaya (Efesus 4:12-16), dan memuliakan Allah (1 Petrus 4:10-11). Dalam Efesus 4, di antara topik tentang kesatuan (ay.1-6) dan kedewasaan jemaat (ay.14-16), Paulus menggarisbawahi karunia mengajar yang berguna untuk menumbuhkan, membangun, mengokohkan, mempersatukan, memperlengkapi, dan mendewasakan gereja (ay.11-13). —K.T. Sim
Perjanjian Baru memuat tiga daftar karunia rohani—Roma 12:6-8, 1 Korintus 12:8-10, dan 1 Korintus 12:28-30. Di samping itu, Efesus 4:11 menyebutkan jabatan-jabatan yang dijalankan oleh orang-orang dengan karunia spesifik, dan 1 Petrus 4:10-11 mengelompokkan karunia menjadi dua: berbicara dan melayani. Di antara semua daftar itu, tidak ada yang identik. Artinya, daftar-daftar tersebut tidak mencakup seluruh karunia yang bisa Allah berikan kepada manusia. Dalam setiap daftar, yang ditekankan bukanlah jumlah karunia yang ada, melainkan keragaman dan tujuannya. Karunia-karunia itu hendaknya dipergunakan dengan kasih demi kesatuan jemaat (1 Korintus 12:12-27; 13:1-13), membangun kedewasaan rohani orang percaya (Efesus 4:12-16), dan memuliakan Allah (1 Petrus 4:10-11). Dalam Efesus 4, di antara topik tentang kesatuan (ay.1-6) dan kedewasaan jemaat (ay.14-16), Paulus menggarisbawahi karunia mengajar yang berguna untuk menumbuhkan, membangun, mengokohkan, mempersatukan, memperlengkapi, dan mendewasakan gereja (ay.11-13). —K.T. Sim
Siapa yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan
rohanimu? Dalam hal apa saja kamu ditantang untuk bertumbuh? Bagaimana
kamu juga dapat mendorong pertumbuhan iman orang lain?
Allah Mahakasih, aku bersyukur atas cara-Mu yang lembut dan saksama dalam menolongku untuk bertumbuh.