Ketika pertama kalinya seekor kelelawar masuk ke dalam rumah, kami menganggap kedatangannya hanya kebetulan. Namun, setelah hal itu terjadi lagi, saya mulai mempelajari tentang makhluk kecil tersebut dan mendapati fakta bahwa kelelawar tidak membutuhkan celah yang lebar untuk menyelinap. Dengan lebar lubang setipis sisi koin saja mereka bisa masuk.
Saya pun mengisi lem tembak silikon dan menjalankan misi saya: mengelilingi rumah dan menutup setiap celah yang saya temukan.
Dalam Kidung Agung 2:15, Salomo menyinggung tentang hewan mamalia lain yang juga menimbulkan masalah. Ia menuliskan tentang bahaya “rubah-rubah yang kecil” yang dapat “merusak kebun-kebun anggur”. Secara simbolis, ia berbicara tentang ancaman yang masuk ke dalam sebuah hubungan dan menghancurkannya. Saya tidak bermaksud menyinggung para pecinta kelelawar atau rubah, tetapi mencegah kelelawar masuk ke dalam rumah dan rubah ke kebun anggur kurang lebih sama dengan menghadapi dosa dalam hidup kita (Ef. 5:3). Oleh anugerah Allah, Roh Kudus bekerja di dalam diri kita supaya kita “tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh” (Rm. 8:4). Dengan kuasa Roh Kudus, kita dapat menolak godaan untuk berbuat dosa.
Puji Tuhan, di dalam Kristus, sekarang kita adalah “terang di dalam Tuhan” dan dapat hidup dengan cara yang “berkenan” kepada Dia (Ef. 5:8-10). Roh Allah akan menolong kita menangkap rubah-rubah kecil tersebut. —Dave Branon
WAWASAN
Bacaan hari ini masih merupakan lanjutan dari pasal 4, di mana Paulus mengajarkan cara hidup dalam Kristus. Pertama, menjauhi pikiran sia-sia seperti orang yang terpisah dari Allah. “Pengertian [mereka] yang gelap” (Efesus 4:18) sehingga “mengerjakan … segala macam kecemaran” (ay.19). Sebaliknya, “mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah” (ay.24). Manusia baru merujuk pada gaya hidup yang jujur dan berintegritas, berguna dan murah hati (ay.25-28). Gaya hidup ini ditandai dengan kemurahan, belas kasih, pengampunan (ay.32). Perilaku yang serupa Kristus ini bertolak belakang dengan kegelapan yang pernah menguasai kita. “Sebagai anak-anak terang” (5:8) kita mencerminkan Dia yang adalah Terang (lihat 1 Yohanes 1:5-7). —Tim Gustafson
Bacaan hari ini masih merupakan lanjutan dari pasal 4, di mana Paulus mengajarkan cara hidup dalam Kristus. Pertama, menjauhi pikiran sia-sia seperti orang yang terpisah dari Allah. “Pengertian [mereka] yang gelap” (Efesus 4:18) sehingga “mengerjakan … segala macam kecemaran” (ay.19). Sebaliknya, “mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah” (ay.24). Manusia baru merujuk pada gaya hidup yang jujur dan berintegritas, berguna dan murah hati (ay.25-28). Gaya hidup ini ditandai dengan kemurahan, belas kasih, pengampunan (ay.32). Perilaku yang serupa Kristus ini bertolak belakang dengan kegelapan yang pernah menguasai kita. “Sebagai anak-anak terang” (5:8) kita mencerminkan Dia yang adalah Terang (lihat 1 Yohanes 1:5-7). —Tim Gustafson
Ketika kamu tergoda berbuat dosa, bagaimana kamu
mengandalkan kuasa Roh Kudus untuk menolaknya? Rubah-rubah kecil apa
yang dapat kamu hadapi hari ini dengan pertolongan kuasa Roh Kudus?
Ya Allah, nyatakanlah kuasa-Mu yang memberiku kekuatan untuk melawan dosa yang merusak hubunganku dengan-Mu dan sesamaku.
No comments:
Post a Comment