Di luar stasiun kereta Shibuya di Tokyo terdapat sebuah patung anjing jenis Akita bernama Hachiko. Hachiko dikenang karena kesetiaannya yang luar biasa kepada sang tuan, seorang pengajar di universitas yang berangkat dan pulang kerja melalui stasiun tersebut setiap harinya. Anjing itu menemani sang dosen berjalan ke stasiun di pagi hari dan menjemputnya setiap sore ketika keretanya tiba.
Suatu hari, sang dosen tidak kembali ke stasiun, karena ia meninggal dunia di tempat kerjanya. Namun, sepanjang sisa hidupnya—lebih dari sembilan tahun—Hachiko selalu datang ke stasiun yang sama bertepatan dengan waktu kedatangan kereta di sore hari. Hari demi hari, bagaimanapun keadaan cuacanya, Hachiko dengan setia menunggu kedatangan tuannya.
Paulus memuji kesetiaan jemaat Tesalonika atas “pekerjaan iman”, “usaha kasih”, dan “ketekunan pengharapan [mereka] kepada Tuhan kita Yesus Kristus” (1 Tes. 1:3). Walaupun harus menghadapi tantangan berat, mereka meninggalkan hidup mereka yang lama “untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga” (ay.9-10).
Pengharapan jemaat yang sangat besar dan kasih Sang Juruselamat kepada mereka telah menginsipirasi mereka untuk tidak lagi memperhatikan kesusahan mereka sehingga mereka pun bersaksi dengan antusias. Mereka yakin bahwa tidak ada yang lebih baik daripada hidup bagi Tuhan Yesus. Alangkah bahagianya mengetahui bahwa Roh Kudus yang telah menguatkan mereka (ay.5) juga tetap menguatkan kita hari ini untuk senantiasa setia melayani Tuhan Yesus sembari kita menantikan kedatangan-Nya kembali. —James Banks
WAWASAN
Kamus Alkitab Easton menulis: “Tesalonika adalah ibukota dari salah satu empat daerah Romawi di Makedonia. . . . Dalam perjalanan misi yang kedua, Paulus berkhotbah di sebuah sinagoge di Tesalonika—ini adalah tempat ibadah utama bagi orang Yahudi di Makedonia—dan meletakkan dasar bagi perintisan jemaat (Kisah Para Rasul 17:1-4; 1 Tesalonika 1:9). Perlawanan sengit dari orang Yahudi membuat Paulus terpaksa meninggalkan kota ini lalu pergi ke Berea (Kisah Para Rasul 17:5-10). Paulus mengunjungi jemaat Tesalonika pada kesempatan berikutnya (20:1-3). Jemaat Tesalonika kemudian menjadi saksi kunci bagi pekabaran Injil di Yunani bagian utara. —Bill Crowder
Kamus Alkitab Easton menulis: “Tesalonika adalah ibukota dari salah satu empat daerah Romawi di Makedonia. . . . Dalam perjalanan misi yang kedua, Paulus berkhotbah di sebuah sinagoge di Tesalonika—ini adalah tempat ibadah utama bagi orang Yahudi di Makedonia—dan meletakkan dasar bagi perintisan jemaat (Kisah Para Rasul 17:1-4; 1 Tesalonika 1:9). Perlawanan sengit dari orang Yahudi membuat Paulus terpaksa meninggalkan kota ini lalu pergi ke Berea (Kisah Para Rasul 17:5-10). Paulus mengunjungi jemaat Tesalonika pada kesempatan berikutnya (20:1-3). Jemaat Tesalonika kemudian menjadi saksi kunci bagi pekabaran Injil di Yunani bagian utara. —Bill Crowder
Apa yang paling kamu nantikan dari hidup kekal
yang kelak kita jalani bersama Tuhan Yesus? Bagaimana cara kamu
membagikan pengharapanmu di dalam Dia?
Juruselamat yang mulia, “kuatkanlah dan teguhkanlah” hatiku untuk menantikan kedatangan-Mu! (mazmur 24:14)
No comments:
Post a Comment