Hanya sentuhan biasa, tetapi ternyata itu membawa dampak besar bagi Colin. Ia merasakan ketegangan yang semakin meningkat saat kelompok kecilnya sedang bersiap untuk mengikuti suatu pelayanan sosial di daerah yang dikenal sangat tidak bersahabat kepada orang Kristen. Ketika menceritakan kekhawatirannya tersebut kepada seorang rekannya, rekan ini berhenti sejenak, meletakkan tangannya di bahu Colin, lalu mengucapkan beberapa kalimat yang menguatkan hatinya. Kini Colin mengenang sentuhan biasa itu sebagai titik balik yang mengingatkannya kepada kebenaran sederhana, yaitu bahwa Allah selalu menyertainya.
Yohanes, murid dan sahabat karib Yesus, tengah dibuang ke pulau Patmos yang terpencil karena memberitakan Injil, dan di sana ia mendengar “suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala” (Why. 1:10). Kejadian yang mengejutkan itu diikuti dengan kemunculan Tuhan sendiri di hadapannya, dan Yohanes pun tersungkur “di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati.” Namun, di saat yang sangat menakutkan itu, ia mendapat penghiburan dan keberanian. Yohanes menulis, “Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: ‘Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir’” (ay.17).
Allah membawa kita keluar dari zona nyaman untuk memperlihatkan hal-hal baru, memperbesar kapasitas kita, dan menolong kita bertumbuh. Namun, Dia juga mengaruniakan penghiburan dan keberanian yang memampukan kita melewati setiap keadaan. Dia tidak akan meninggalkan kita menghadapi pencobaan seorang diri. Segala sesuatu berada di bawah kendali-Nya. Tangan-Nya terus memegang kita. —Tim Gustafson
WAWASAN
Saat melihat Yesus dalam sebuah penglihatan, Yohanes tersungkur di depan kaki-Nya seperti orang yang mati (Wahyu 1:17). Hal serupa juga dialami Yohanes enam puluh tahun sebelumnya ketika melihat Kristus dimuliakan di atas Gunung Hermon: “Tersungkurlah murid-murid-Nya [termasuk Yohanes] dan mereka sangat ketakutan” (Matius 17:6). Itulah sikap yang tepat di hadapan “Alfa dan Omega . . . Yang Awal dan Yang Akhir” (Wahyu 1:8, 17). Ketika mengungkapkan diri-Nya sebagai “yang Awal dan Yang Akhir,” Yesus menyatakan bahwa Dia adalah Allah. Karena Allah Bapa sendiri sebelumnya befirman, “Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku” (Yesaya 44:6). —K.T. Sim
Saat melihat Yesus dalam sebuah penglihatan, Yohanes tersungkur di depan kaki-Nya seperti orang yang mati (Wahyu 1:17). Hal serupa juga dialami Yohanes enam puluh tahun sebelumnya ketika melihat Kristus dimuliakan di atas Gunung Hermon: “Tersungkurlah murid-murid-Nya [termasuk Yohanes] dan mereka sangat ketakutan” (Matius 17:6). Itulah sikap yang tepat di hadapan “Alfa dan Omega . . . Yang Awal dan Yang Akhir” (Wahyu 1:8, 17). Ketika mengungkapkan diri-Nya sebagai “yang Awal dan Yang Akhir,” Yesus menyatakan bahwa Dia adalah Allah. Karena Allah Bapa sendiri sebelumnya befirman, “Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku” (Yesaya 44:6). —K.T. Sim
Bagaimana cara Allah membawamu keluar dari zona
nyaman? Siapa saja sahabat yang telah diberikan-Nya kepada kamu untuk
mendukung dan menghiburmu?
Tuhan Yesus, tolonglah aku mengenali kehadiran-Mu dan sentuhan-Mu di tengah hal-hal yang menakutkanku.
No comments:
Post a Comment