Salah satu kenangan masa kecil saya tentang gereja adalah seorang pendeta yang berjalan di lorong, sambil menantang jemaat untuk “mengingat air baptisan kita.” Mengingat air? tanya saya dalam hati. Bagaimana caranya? Kemudian pendeta itu berjalan dengan memercikkan air ke arah setiap orang, dan tindakannya membuat saya yang masih kecil itu senang sekaligus bingung.
Mengapa kita harus berpikir tentang baptisan? Ketika seseorang dibaptis, itu lebih dari sekadar soal air yang digunakan. Baptisan melambangkan bagaimana melalui iman kepada Yesus, kita “telah mengenakan” Dia (Gal. 3:27). Dengan kata lain, baptisan merayakan kenyataan bahwa kitalah milik kepunyaan-Nya dan bahwa Dia hidup di dalam dan melalui kita.
Tidak cukup sampai di situ, bagian Alkitab hari ini juga memberi tahu kita bahwa jika kita telah mengenakan Kristus, identitas kita yang sejati ada di dalam Dia. Kita adalah anak-anak Allah (ay.26). Dengan demikian, kita telah didamaikan dengan Allah karena iman dan bukan karena menaati hukum Taurat (ay.23-25). Kita tidak lagi dipisah-pisahkan oleh jenis kelamin, kebudayaan, dan status sosial. Kita semua sudah dimerdekakan, dipersatukan melalui Kristus, dan sekarang menjadi milik-Nya sendiri (ay.29).
Semua itu adalah alasan-alasan yang sangat tepat untuk mengingat baptisan dan segala sesuatu yang dilambangkan olehnya. Kita tidak hanya berfokus kepada tindakan baptisan itu sendiri, tetapi pada kenyataan bahwa kita adalah milik Yesus dan telah menjadi anak-anak Allah. Identitas, masa depan, dan kemerdekaan rohani kita ada di dalam Dia. —Peter Chin
WAWASAN
Ada berbagai penafsiran mengenai pandangan Paulus tentang peranan hukum Taurat dalam kehidupan Kristen. Dalam surat-suratnya kepada orang percaya abad pertama, Paulus beberapa kali menyinggung tentang hukum Taurat, salah satu yang paling kentara terdapat dalam surat Roma. Di sini, dalam surat Galatia, Paulus mula-mula menggambarkan hukum sebagai penjara yang mengurung kita sampai iman dinyatakan (3:23). Penjara membatasi kegiatan tawanan dan menahan mereka di dalam ukuran tertentu. Namun, pada ayat 24, Paulus menyebut hukum Taurat sebagai penuntun, suatu peran dengan konotasi (nilai makna) yang berbeda. Penuntun bertugas melindungi dan menjaga keamanan, menaungi orang yang dilindunginya dari bahaya dan menolong mereka untuk bertumbuh dan berkembang. Menurut Paulus, karena iman telah datang, maka penjara atau penjaga tidak diperlukan lagi. —J.R. Hudberg
Ada berbagai penafsiran mengenai pandangan Paulus tentang peranan hukum Taurat dalam kehidupan Kristen. Dalam surat-suratnya kepada orang percaya abad pertama, Paulus beberapa kali menyinggung tentang hukum Taurat, salah satu yang paling kentara terdapat dalam surat Roma. Di sini, dalam surat Galatia, Paulus mula-mula menggambarkan hukum sebagai penjara yang mengurung kita sampai iman dinyatakan (3:23). Penjara membatasi kegiatan tawanan dan menahan mereka di dalam ukuran tertentu. Namun, pada ayat 24, Paulus menyebut hukum Taurat sebagai penuntun, suatu peran dengan konotasi (nilai makna) yang berbeda. Penuntun bertugas melindungi dan menjaga keamanan, menaungi orang yang dilindunginya dari bahaya dan menolong mereka untuk bertumbuh dan berkembang. Menurut Paulus, karena iman telah datang, maka penjara atau penjaga tidak diperlukan lagi. —J.R. Hudberg
Apakah artinya bagimu mengenakan Kristus dan
menjadi milik-Nya? Dengan cara apa saja kamu dapat secara teratur
merayakan dan mengingat makna baptisan?
Ya Allah, tolonglah aku agar tidak pernah melupakan bahwa melalui Yesus aku kini menjadi anak Allah!
No comments:
Post a Comment