Sebuah perusahaan konsultan teknologi mempekerjakan saya setelah lulus kuliah meskipun saya tidak bisa menulis kode komputer dan belum tahu banyak soal usaha teknologi informasi. Dalam proses wawancara untuk mengisi posisi pemula, saya baru tahu bahwa ternyata perusahaan ini tidak terlalu melihat pengalaman kerja. Sebaliknya, kualitas pribadi seseorang seperti kreativitas dalam menyelesaikan masalah, ketajaman dalam menilai sesuatu, dan kesanggupan bekerja sama dalam tim adalah hal-hal yang jauh lebih penting. Perusahaan menganggap bahwa para karyawan baru dapat diajari keterampilan yang dibutuhkan selama diri mereka memiliki kualitas sesuai dengan apa yang dicari oleh perusahaan.
Nuh tidak memiliki pengalaman atau kemampuan membangun bahtera—ia bukan pembuat kapal apalagi tukang kayu. Nuh adalah petani yang sehari-hari terbiasa mengolah tanah dengan bajaknya. Namun, ketika Allah memutuskan untuk bertindak mengatasi kejahatan manusia pada saat itu, Nuh didapati-Nya berbeda dari orang-orang lain karena “Nuh itu hidup bergaul dengan Allah” (Kej. 6:9). Allah menghargai kerendahan hati Nuh yang mau diajar—yaitu keteguhannya menolak kebobrokan di sekelilingnya dan kemauannya melakukan yang benar.
Saat terbuka kesempatan untuk melayani Allah, mungkin kita merasa tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya. Syukurlah, Allah tidak terlalu memandang kemampuan kita. Dia menghargai karakter kita, kasih kita kepada-Nya, dan kerelaan kita untuk mempercayai-Nya. Ketika sifat-sifat tersebut ditumbuhkan oleh Roh Kudus di dalam diri kita, Dia dapat memakai kita dengan cara apa saja untuk menggenapi rencana-Nya di muka bumi. —Jennifer Benson Schuldt
WAWASAN
“Nuh itu hidup bergaul dengan Allah” (Kejadian 6:9). Kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai “hidup bergaul” (atau “berjalan bersama”) dipakai untuk menggambarkan gaya hidup atau perilaku seseorang. Dua kali dikatakan pula bahwa Henokh “hidup bergaul dengan Allah” (5:22,24). Dalam Kejadian 17:1, Abraham diperintahkan oleh Allah, “Hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.” Menariknya, dalam Ibrani 11:5-8 dikatakan bahwa tiga orang tersebut, Henokh, Nuh, dan Abraham, dipuji karena iman mereka, iman sejati yang mendorong mereka untuk menjalani cara hidup yang menghormati Allah. —Arthur Jackson
“Nuh itu hidup bergaul dengan Allah” (Kejadian 6:9). Kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai “hidup bergaul” (atau “berjalan bersama”) dipakai untuk menggambarkan gaya hidup atau perilaku seseorang. Dua kali dikatakan pula bahwa Henokh “hidup bergaul dengan Allah” (5:22,24). Dalam Kejadian 17:1, Abraham diperintahkan oleh Allah, “Hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.” Menariknya, dalam Ibrani 11:5-8 dikatakan bahwa tiga orang tersebut, Henokh, Nuh, dan Abraham, dipuji karena iman mereka, iman sejati yang mendorong mereka untuk menjalani cara hidup yang menghormati Allah. —Arthur Jackson
Kualitas karakter apa yang perlu ditumbuhkan Allah dalam dirimu? Mintalah kepada-Nya untuk menolongmu.
Ya Allah, berikanku hati yang rela melayani-Mu
dalam segala hal. Lengkapilah aku dalam bidang-bidang yang tidak
kukuasai, dan penuhilah aku dengan Roh-Mu supaya aku dapat
menghormati-Mu lewat hidupku.
No comments:
Post a Comment