Sambil berjalan mengikuti pemandu taman, saya mencatat semua penjelasannya tentang berbagai tumbuhan yang terdapat di hutan purba Bahama. Ia memberi tahu saya pohon mana saja yang harus dihindari. Pohon poisonwood, katanya, mengeluarkan getah berwarna hitam yang mengakibatkan ruam yang gatal dan menyakitkan. Namun, jangan khawatir! Penawarnya biasanya bisa ditemukan pada tumbuhan yang persis ada di sampingnya. “Sayat kulit merah dari pohon kenari,” katanya, “dan oleskan getah pohon itu pada ruam. Ruam itu akan langsung sembuh.”
Hampir saja pensil saya jatuh saking kagetnya. Saya tidak menyangka akan menemukan gambaran tentang keselamatan di tengah hutan. Namun, pada pohon kenari, saya melihat gambaran tentang Yesus. Dialah penawar yang langsung menghapus racun dosa. Seperti kulit merah dari pohon kenari, darah Yesus membawa kesembuhan.
Nabi Yesaya mengerti bahwa manusia membutuhkan kesembuhan. Ruam dosa telah menjangkiti kita. Yesaya menjanjikan bahwa kesembuhan kita akan datang melalui “seorang yang penuh kesengsaraan” (Yes. 53:3). Dialah Yesus. Kita dahulu sakit, tetapi Kristus rela dilukai untuk menggantikan kita. Ketika kita percaya kepada-Nya, kita disembuhkan dari penyakit dosa (ay.5). Mungkin butuh waktu seumur hidup untuk belajar hidup layaknya seseorang yang sudah disembuhkan—dengan menyadari dan menolak dosa karena kita sudah diperbarui—tetapi karena Yesus, kita akan sanggup melakukannya. —Amy Peterson
WAWASAN
Dalam Perjanjian Lama, Yesaya 53 memberikan gambaran paling jelas mengenai pengorbanan Kristus. Di sana dinubuatkan tentang penolakan diri-Nya (ay.1-3), penderitaan-Nya menggantikan kita (ay.4-6), pengorbanan-Nya dalam kematian, penguburan-Nya (ay.7-9), karya penebusan-Nya yang mendamaikan, serta kebangkitan-Nya (ay.10-12). Pasal ini merupakan pasal terakhir dari empat nubuatan tentang Juruselamat dalam kitab Yesaya (42:1-9; 49:1-13; 50:4-11; 52:13-53:12). Keempatnya dikenal sebagai “Nyanyian Hamba” karena mengacu kepada Yesus sebagai Hamba (42:1; 49:3; 50:10; 52:13). Namun, para pakar Yahudi cenderung menafsirkan “Hamba” sebagai Israel sendiri. Dalam Perjanjian Baru, perkataan Yesaya dikutip atau disebut lebih dari enam puluh kali. Para penulis Perjanjian Baru dengan jelas mengartikan Yesaya 53 sebagai nubuatan tentang Yesus Kristus (Matius 8:17; Markus 15:28; Lukas 22:37; Yohanes 12:38-41; Kisah Para Rasul 8:32-35; Roma 10:16; 1 Petrus 2:24). —K.T. Sim
Dalam Perjanjian Lama, Yesaya 53 memberikan gambaran paling jelas mengenai pengorbanan Kristus. Di sana dinubuatkan tentang penolakan diri-Nya (ay.1-3), penderitaan-Nya menggantikan kita (ay.4-6), pengorbanan-Nya dalam kematian, penguburan-Nya (ay.7-9), karya penebusan-Nya yang mendamaikan, serta kebangkitan-Nya (ay.10-12). Pasal ini merupakan pasal terakhir dari empat nubuatan tentang Juruselamat dalam kitab Yesaya (42:1-9; 49:1-13; 50:4-11; 52:13-53:12). Keempatnya dikenal sebagai “Nyanyian Hamba” karena mengacu kepada Yesus sebagai Hamba (42:1; 49:3; 50:10; 52:13). Namun, para pakar Yahudi cenderung menafsirkan “Hamba” sebagai Israel sendiri. Dalam Perjanjian Baru, perkataan Yesaya dikutip atau disebut lebih dari enam puluh kali. Para penulis Perjanjian Baru dengan jelas mengartikan Yesaya 53 sebagai nubuatan tentang Yesus Kristus (Matius 8:17; Markus 15:28; Lukas 22:37; Yohanes 12:38-41; Kisah Para Rasul 8:32-35; Roma 10:16; 1 Petrus 2:24). —K.T. Sim
Apa saja dari alam ini yang mengingatkanmu kepada
keselamatan yang Allah sediakan bagi kita? Apa makna dari kesembuhan
yang ditawarkan-Nya itu bagimu?
Di mana ada dosa, di sana Yesus hadir dan siap menyelamatkan.