Pada permulaan era 1900-an, produsen mobil Packard Motor mengeluarkan sebuah slogan untuk memikat pembeli. “Tanyakan pada yang punya” menjadi slogan yang sangat kuat, hingga berkontribusi besar membangun reputasi perusahaan sebagai produsen mobil mewah yang mendominasi pasar pada masa itu. Packard mengerti bahwa kesaksian pribadi mempunyai daya tarik bagi pendengarnya: kepuasan seorang teman terhadap suatu produk bisa menjadi dukungan yang sangat berpengaruh.
Begitu juga ketika kita berbagi pengalaman pribadi tentang kebaikan Allah atas hidup kita kepada orang lain. Allah mengundang kita untuk mengungkapkan rasa syukur dan sukacita kita tidak hanya kepada-Nya, tetapi juga kepada orang-orang di sekitar kita (Mzm. 66:1). Dengan bersemangat pemazmur bercerita lewat pujian tentang pengampunan yang dikaruniakan Allah kepadanya ketika ia meninggalkan dosa-dosanya (ay.18-20).
Allah telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib di sepanjang sejarah, seperti membelah Laut Merah (ay.6). Dia juga melakukan perbuatan-perbuatan yang menakjubkan dalam hidup kita masing-masing: memberikan harapan di tengah penderitaan, mengaruniakan Roh Kudus agar kita memahami firman-Nya, dan menyediakan kebutuhan kita sehari-hari. Ketika kita membagikan pengalaman pribadi tentang karya Allah dalam hidup kita kepada orang lain, kita membagikan sesuatu yang jauh lebih bernilai daripada iklan, yaitu pengakuan akan kebaikan Allah sekaligus dorongan yang menguatkan sesama di sepanjang perjalanan hidup kita. —Kirsten Holmberg
WAWASAN
Pemazmur menuliskan dengan gamblang bahwa Allah terlibat dan memegang kendali atas hal-hal buruk yang menimpa umat-Nya (ay.10-12). Itu bukanlah tuduhan terhadap Allah, melainkan kesadaran akan kasih-Nya. Allah merancangkan hal-hal ini agar manusia berpaling kepada-Nya. Tanpa campur tangan ilahi itu, mereka akan terus melakukan perbuatan berdosa. Namun, sebelum pemazmur menyatakan rahasia tersebut, ia mengundang “seluruh bumi” (ay.1) dan “bangsa-bangsa” (ay.8) untuk menyanyikan pujian bagi Allah. Dengan kata lain, ia mengajak seluruh dunia untuk bersamanya memuji Dia, satu-satunya yang layak menerima segala pujian. Sejak semula, rencana Allah ialah supaya umat-Nya membawa segala bangsa kepada-Nya. —Tim Gustafson
Pemazmur menuliskan dengan gamblang bahwa Allah terlibat dan memegang kendali atas hal-hal buruk yang menimpa umat-Nya (ay.10-12). Itu bukanlah tuduhan terhadap Allah, melainkan kesadaran akan kasih-Nya. Allah merancangkan hal-hal ini agar manusia berpaling kepada-Nya. Tanpa campur tangan ilahi itu, mereka akan terus melakukan perbuatan berdosa. Namun, sebelum pemazmur menyatakan rahasia tersebut, ia mengundang “seluruh bumi” (ay.1) dan “bangsa-bangsa” (ay.8) untuk menyanyikan pujian bagi Allah. Dengan kata lain, ia mengajak seluruh dunia untuk bersamanya memuji Dia, satu-satunya yang layak menerima segala pujian. Sejak semula, rencana Allah ialah supaya umat-Nya membawa segala bangsa kepada-Nya. —Tim Gustafson
Kepada siapa kamu dapat menceritakan karya Allah dalam hidupmu? Kisah apa yang akan kamu ceritakan?
Ya Allah, tolonglah aku menceritakan banyaknya karya indah yang telah Engkau perbuat dalam hidupku!
No comments:
Post a Comment