Sebagai lelaki yang mencoba teguh memegang prinsip, hari itu saya merasa sangat gagal. Apa yang telah saya lakukan? Saya tertidur. Masalahnya begini: saya menerapkan jam malam terhadap anak-anak saya ketika mereka keluar di malam hari. Saya percaya mereka anak-anak yang baik, tetapi saya memang terbiasa terjaga dan menunggu sampai mendengar pintu depan rumah kami dibuka. Saya harus memastikan bahwa mereka sudah pulang dengan selamat. Meski bukan keharusan, tetapi saya memilih melakukannya. Namun, suatu malam, saya dibangunkan putri saya yang berkata sambil tersenyum, “Ayah, aku sudah pulang dengan selamat. Ayah bisa masuk kamar sekarang.” Sebaik apa pun niat kita, terkadang kita tertidur selagi berjaga. Sesuatu yang wajar, dan juga sangat manusiawi.
Namun, hal tersebut tidak pernah terjadi pada Allah. Mazmur 121 adalah pujian yang meneguhkan hati tentang Allah sebagai penjaga dan pelindung anak-anak-Nya. Pemazmur menyatakan bahwa Allah yang menjaga kita “tidak akan terlelap” (ay.3). Pemazmur kembali menegaskan kebenaran itu di ayat 4: “Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.”
Sungguh tak terbayangkan! Allah tidak pernah lalai dan tertidur. Dia senantiasa menjaga kita semua—anak, paman, bibi, ibu, dan bahkan ayah. Dia tidak harus melakukannya, tetapi Dia memilih untuk melakukannya karena kasih-Nya yang besar. Layaklah kita memuji Dia untuk janji penyertaan-Nya yang luar biasa itu. —John Blase
WAWASAN
Mazmur 121 adalah sebuah nyanyian ziarah yang dinyanyikan oleh orang-orang yang beribadah dalam perjalanan tahunan mereka ke Yerusalem. Keyakinan bahwa Allah adalah “Penjaga” umat-Nya diulang sebanyak lima kali (ay.3,4,5,7,8). Mazmur ini disusun menjadi empat couplet atau stanza 2 baris, masing-masing dengan tema yang berbeda, tetapi semuanya berkaitan dengan perlindungan Allah. Ayat 1-2 menyatakan dengan khidmat bahwa pertolongan datang dari yang “menjadikan langit dan bumi.” Ayat 3-4 menekankan bahwa Dia tidak pernah tidur dalam menjaga umat-Nya. Ayat 5-6 menyatakan perlindungan-Nya atas Israel siang dan malam. Selanjutnya ayat 7-8 menunjukkan perlindungan kekal Allah adalah “dari sekarang sampai selama-lamanya.” —Julie Schwab
Mazmur 121 adalah sebuah nyanyian ziarah yang dinyanyikan oleh orang-orang yang beribadah dalam perjalanan tahunan mereka ke Yerusalem. Keyakinan bahwa Allah adalah “Penjaga” umat-Nya diulang sebanyak lima kali (ay.3,4,5,7,8). Mazmur ini disusun menjadi empat couplet atau stanza 2 baris, masing-masing dengan tema yang berbeda, tetapi semuanya berkaitan dengan perlindungan Allah. Ayat 1-2 menyatakan dengan khidmat bahwa pertolongan datang dari yang “menjadikan langit dan bumi.” Ayat 3-4 menekankan bahwa Dia tidak pernah tidur dalam menjaga umat-Nya. Ayat 5-6 menyatakan perlindungan-Nya atas Israel siang dan malam. Selanjutnya ayat 7-8 menunjukkan perlindungan kekal Allah adalah “dari sekarang sampai selama-lamanya.” —Julie Schwab
Dalam hal apa saja kamu merasakan penyertaan dan
kehadiran Allah? Saat kamu tidak merasakannya, kebenaran apa yang bisa
kamu andalkan?
Bapa, terima kasih atas pemeliharaan-Mu yang
tak berkesudahan atas hidup kami. Kami tahu itu bukan berarti hidup kami
bebas masalah, tetapi hidup yang dipegang erat oleh kasih dan
kehadiran-Mu. Tolong kami untuk meyakini penuh bahwa Engkau tidak pernah
lalai menjaga kami.
No comments:
Post a Comment