Pada saat presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln, ditembak di Ford Theatre di tahun 1865, dalam saku bajunya ditemukan benda-benda berikut: dua pasang kacamata, selembar pembersih lensa, sebilah pisau lipat, sebuah jam saku, sehelai saputangan, sebuah dompet kulit berisi lembaran uang senilai 5 dolar, dan delapan lembar guntingan koran, beberapa di antaranya berisi pujian terhadap dirinya dan kebijakan-kebijakan yang diambilnya.
Saya heran mengapa seorang presiden mengantongi uang di saku bajunya, tetapi saya bisa memahami mengapa Lincoln membawa-bawa guntingan koran yang berisi pujian terhadap dirinya. Setiap orang butuh dorongan, termasuk pemimpin besar seperti Lincoln!
Siapakah yang saat ini membutuhkan dorongan semangat? Setiap orang! Cobalah lihat sekelilingmu. Tidak seorang pun dari mereka memiliki kepercayaan diri sebesar yang kamu kira. Terkadang hanya butuh satu kegagalan, komentar sinis, atau pengalaman buruk untuk membuat kita goyah dan meragukan diri sendiri.
Apa yang terjadi seandainya kita semua menaati perintah Allah untuk “mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya”? (Rm. 15:2) Bagaimana jika kita bertekad untuk hanya mengucapkan “perkataan yang menyenangkan”, yang “manis bagi hati dan obat bagi tulang tulang”? (Ams. 16:24). Apa yang akan terjadi jika kita menuliskan perkataan seperti itu, agar teman-teman kita dapat membacanya dan menikmatinya terus-menerus? Mungkin kita perlu menyimpan catatan itu di dalam saku (atau ponsel) kita! Kita pun akan dimampukan menjadi seperti Yesus, yang “tidak mencari kesenangan-Nya sendiri” tetapi hidup untuk orang lain (Rm. 15:3). —Mike Wittmer
WAWASAN
Dalam suratnya kepada jemaat abad pertama, Paulus menyebut Yesus sebagai teladan pengorbanan tertinggi yang harus ditiru oleh setiap orang percaya dalam relasi mereka dengan sesama. Dua kali dalam Roma 15:1-6, Paulus memaparkan karakter dan teladan Yesus sebagai pola tindakan kita (ay.3,5). Sebagaimana Yesus tidak mengutamakan kepentingan-Nya sendiri, maka orang Kristen pun hendaknya tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi mendahulukan sesama untuk membangunnya (ay.1-3). Selanjutnya, pada ayat 5 Paulus berdoa, “Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus.” Tema yang sama juga tampak dalam surat Filipi, di mana Paulus menunjukkan Kristus sebagai teladan utama kerendahan hati dan pengorbanan diri (2:1-11). Dengan meneladani Kristus dalam sikap dan tindakan kita, orang lain akan merasa aman berada di dekat kita karena kita adalah wakil-Nya dalam menguatkan sesama. —Arthur Jackson
Dalam suratnya kepada jemaat abad pertama, Paulus menyebut Yesus sebagai teladan pengorbanan tertinggi yang harus ditiru oleh setiap orang percaya dalam relasi mereka dengan sesama. Dua kali dalam Roma 15:1-6, Paulus memaparkan karakter dan teladan Yesus sebagai pola tindakan kita (ay.3,5). Sebagaimana Yesus tidak mengutamakan kepentingan-Nya sendiri, maka orang Kristen pun hendaknya tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi mendahulukan sesama untuk membangunnya (ay.1-3). Selanjutnya, pada ayat 5 Paulus berdoa, “Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus.” Tema yang sama juga tampak dalam surat Filipi, di mana Paulus menunjukkan Kristus sebagai teladan utama kerendahan hati dan pengorbanan diri (2:1-11). Dengan meneladani Kristus dalam sikap dan tindakan kita, orang lain akan merasa aman berada di dekat kita karena kita adalah wakil-Nya dalam menguatkan sesama. —Arthur Jackson
Kata-kata siapa yang paling menguatkanmu? Adakah
seseorang yang selama ini kamu abaikan tetapi yang mungkin saat ini
membutuhkan dorongan semangat?
Mungkin hal terbaik yang dapat kita lakukan
kepada orang lain adalah memberikan dorongan lewat kata-kata, tindakan,
maupun kehadiran kita.
No comments:
Post a Comment