Saya pernah diundang untuk bertemu dengan seorang pianis terkenal dunia. Karena sejak kecil saya sudah berkutat dengan musik—bermain biola dan piano, dan terutama menyanyi solo di gereja dan acara-acara lainnya—saya senang sekali mendapatkan kesempatan ini.
Ketika saya bertemu dengan sang pianis, barulah saya tahu bahwa ia tidak terlalu fasih berbahasa Inggris. Saya juga terkejut ketika ia menyiapkan cello untuk saya—padahal saya sama sekali belum pernah mempelajari alat musik itu—dan meminta saya memainkannya. Ia berkeras menyuruh saya main dan ia akan mengiringi saya. Saya menggesekkan beberapa nada, dengan berusaha meniru cara bermain biola yang saya pelajari. Setelah saya mengakui bahwa saya tidak bisa, kami pun berpisah.
Saya terbangun dan menyadari ternyata kisah tadi hanya mimpi. Namun, karena saya memang mempunyai latar belakang bermusik, dalam benak saya terus terbayang kata-kata, Mengapa tidak kau katakan kepadanya bahwa kau bisa menyanyi?
Allah memperlengkapi kita dengan talenta dan karunia rohani agar kita mengembangkannya untuk kebaikan bersama (1kor. 12:7). Dengan sungguh-sungguh membaca Alkitab dan mendengarkan nasihat bijak dari orang lain, kita dapat semakin mengerti tentang karunia (atau karunia-karunia) rohani unik yang kita miliki. Rasul Paulus mengingatkan bahwa apa pun karunia rohani itu, kita perlu meluangkan waktu untuk mengenali dan menggunakannya, dengan menyadari bahwa Roh Allah memberikan karunia kepada tiap-tiap orang “seperti yang dikehendaki-Nya” (ay.11).
Mari gunakan keunikan yang telah diberikan Roh Kudus kepada kita untuk memuliakan Allah dan melayani saudara-saudari seiman kita dalam Tuhan. —Evan Morgan, Penulis Tamu
WAWASAN
Kepada gereja Korintus yang sedang bergumul dengan perpecahan besar, Paulus menulis tentang karunia-karunia Roh. Tujuannya ialah untuk memulihkan perpecahan itu dan menyesuaikan cara pandang umat percaya terhadap peran dan keunggulan mereka masing-masing. Salah satu hal pertama yang Paulus katakan adalah bahwa karunia-karunia itu diberikan untuk kebaikan bersama. Artinya, apapun karunia itu, manfaatnya adalah bagi kepentingan orang lain. —J.R. Hudberg
Kepada gereja Korintus yang sedang bergumul dengan perpecahan besar, Paulus menulis tentang karunia-karunia Roh. Tujuannya ialah untuk memulihkan perpecahan itu dan menyesuaikan cara pandang umat percaya terhadap peran dan keunggulan mereka masing-masing. Salah satu hal pertama yang Paulus katakan adalah bahwa karunia-karunia itu diberikan untuk kebaikan bersama. Artinya, apapun karunia itu, manfaatnya adalah bagi kepentingan orang lain. —J.R. Hudberg
Apa keunikan karunia rohanimu, dan bagaimana kamu
dapat menggunakannya hari ini? Mengapa kita tidak sepatutnya iri
terhadap karunia rohani orang lain?
Ya Bapa, tunjukkanlah kepadaku karunia-karunia
yang telah Engkau berikan dan bagaimana aku bisa menggunakannya untuk
melayani sesamaku.
No comments:
Post a Comment