“Apa pendapatmu tentang damai sejahtera?” tanya teman saya saat kami makan siang bersama. “Damai sejahtera?” tanyaku bingung. “Entahlah—mengapa kau bertanya?” Ia menjawab, “Karena kau menggoyang-goyangkan kaki terus selama kebaktian tadi. Jadi kupikir mungkin kau sedang gelisah tentang sesuatu. Ingatkah bahwa Tuhan memberi damai sejahtera kepada mereka yang mengasihi Dia?”
Pertanyaan teman saya beberapa tahun lalu itu sempat membuat saya tersinggung, tetapi justru itulah titik awal perjalanan saya. Saya mulai mempelajari Alkitab untuk mencari tahu bagaimana umat Allah dapat mengalami ketenangan dan damai sejahtera, bahkan saat berada dalam situasi yang sangat sulit. Ketika membaca surat Paulus kepada jemaat di Kolose, saya mencoba menghayati perintah sang rasul tentang memberikan hati mereka dipimpin oleh damai sejahtera Kristus (Kol. 3:15).
Paulus menulis kepada gereja yang belum pernah ia kunjungi, tetapi ia telah mendengar tentang mereka dari rekannya, Epafras. Ia khawatir, apabila jemaat berhadapan dengan pengajaran palsu, mereka akan kehilangan damai sejahtera Kristus. Namun, alih-alih menegur, Paulus justru mendorong mereka untuk percaya kepada Tuhan Yesus, yang akan memberikan kepada mereka kepastian dan pengharapan (ay.15).
Kita semua akan mengalami momen-momen yang menghadapkan kita pada pilihan menerima atau menolak damai sejahtera Kristus untuk memerintah dalam hati kita. Ketika kita berpaling kepada-Nya, meminta Yesus tinggal dalam kita, maka dengan lembut Dia akan melepaskan kita dari kecemasan dan kekhawatiran yang membebani kita. Saat kita merindukan damai sejahtera-Nya, kita percaya Dia akan menjamah kita dengan kasih-Nya. —Amy Boucher Pye
WAWASAN
Surat Paulus kepada jemaat Kolose merupakan satu dari empat surat yang ditulisnya saat mendekam di penjara kota Roma. Empat surat ini, yaitu Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon, dikenal dengan sebutan “Surat-Surat Penjara”. Surat-surat gereja ini dikirim ke tiga tujuan berbeda pada dua wilayah yang berbeda pada masa itu. Surat Filipi ditujukan kepada gereja di Filipi, sebuah kota di Makedonia (wilayah timur Yunani pada zaman kuno), sementara Surat Efesus dan Kolose ditulis untuk dua kota (Efesus, Kolose) di Asia Kecil (Turki modern). Surat pribadi kepada Filemon juga dikirim ke Kolose, tempat Filemon diperkirakan pernah tinggal serta aktif terlibat di gereja setempat. Surat-surat ini mungkin dimaksudkan sebagai surat edaran untuk dibaca dan diedarkan ke gereja-gereja lain. —K.T. Sim
Surat Paulus kepada jemaat Kolose merupakan satu dari empat surat yang ditulisnya saat mendekam di penjara kota Roma. Empat surat ini, yaitu Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon, dikenal dengan sebutan “Surat-Surat Penjara”. Surat-surat gereja ini dikirim ke tiga tujuan berbeda pada dua wilayah yang berbeda pada masa itu. Surat Filipi ditujukan kepada gereja di Filipi, sebuah kota di Makedonia (wilayah timur Yunani pada zaman kuno), sementara Surat Efesus dan Kolose ditulis untuk dua kota (Efesus, Kolose) di Asia Kecil (Turki modern). Surat pribadi kepada Filemon juga dikirim ke Kolose, tempat Filemon diperkirakan pernah tinggal serta aktif terlibat di gereja setempat. Surat-surat ini mungkin dimaksudkan sebagai surat edaran untuk dibaca dan diedarkan ke gereja-gereja lain. —K.T. Sim
Situasi atau kondisi sulit apa yang membebani hati
dan pikiranmu? Bagaimana kamu dapat meminta kepada Yesus untuk
memberikan damai sejahtera-Nya?
Tuhan Yesus, Engkau memberi damai sejahtera
yang melampaui segala akal. Mampukanku mengalami damai sejahtera-Mu
dalam setiap aspek hidupku.
No comments:
Post a Comment