Owen, putra saya yang berumur enam tahun, sangat antusias menerima hadiah permainan papannya yang baru. Namun, setelah setengah jam membaca petunjuk permainan, ia merasa frustrasi karena tidak kunjung mengerti caranya. Setelah datang seorang teman yang sudah mengetahui cara bermainnya, barulah Owen bisa menikmati hadiahnya itu.
Sambil memperhatikan mereka bermain, saya diingatkan betapa lebih mudahnya mempelajari sesuatu yang baru jika kita memiliki guru yang berpengalaman. Kita memang bisa belajar dengan membaca buku petunjuknya, tetapi ketika ada seseorang yang mengajarkan dan menunjukkan caranya kepada kita, kita akan lebih cepat mengerti.
Rasul Paulus juga memahami hal itu. Dalam suratnya kepada Titus, ia mendorong Titus untuk menolong jemaat bertumbuh dalam iman dengan menekankan nilai penting dari orang-orang yang sudah lama percaya dalam meneladankan iman Kristen. Tentu pengajaran yang sehat itu penting, tetapi iman bukan hanya perlu dikatakan, melainkan juga ditunjukkan lewat perbuatan. Paulus menulis bahwa laki-laki dan perempuan yang tua harus dapat menguasai diri, berkelakuan baik, dan mengasihi (Tit. 2:2-5). “Dalam segala hal,” ia berkata, “jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik” (ay.6-7).
Saya bersyukur untuk pengajaran sehat, tetapi saya juga bersyukur untuk orang-orang yang telah mengajarkannya lewat hidup mereka. Mereka menunjukkan kepada saya bagaimana seharusnya seseorang hidup sebagai murid Kristus sehingga saya pun ditolong untuk semakin yakin mengikuti jejak mereka. —Amy Peterson
WAWASAN
Titus, salah satu orang non-Yahudi yang bertobat karena Paulus (Galatia 2:3; Titus 1:4), adalah “mitra dan rekan kerja” Paulus yang setia (2 Korintus 8:23). Titus diutus Paulus untuk mewakilinya dalam mengatasi masalah yang terjadi di gereja Korintus. Hal ini membuktikan bahwa Titus memiliki karakter dan kedewasaan, juga kepemimpinan dan kemampuan penggembalaan (7:6-7, 13-14; 8:6, 16-17; 12:18). Setiap kali Paulus mendirikan satu jemaat, ia menunjuk penatua-penatua untuk mengurus gereja tersebut (Kisah Para Rasul 14:23). Para pakar Alkitab tidak bisa memastikan siapa yang mendirikan gereja di Kreta, tetapi waktu Paulus mengetahui bahwa gereja tersebut tidak memiliki penatua untuk menggembalakan orang-orang yang baru percaya, ia mengutus Titus untuk mengatur dan mengawasi gereja tersebut (Titus 1:5). Paulus menulis surat ini sebagai panduan bagi Titus untuk melaksanakan tugasnya dalam mengawasi gereja itu sekaligus permintaan kepada Titus untuk mengajar umat percaya di sana tentang hidup kudus. Paulus menekankan sikap kepemimpinan yang takut akan Allah (pasal 1), perilaku terhormat dan perbuatan baik dalam gereja (pasal 2), serta instruksi untuk hidup di tengah masyarakat luas (pasal 3). —K. T. Sim
Titus, salah satu orang non-Yahudi yang bertobat karena Paulus (Galatia 2:3; Titus 1:4), adalah “mitra dan rekan kerja” Paulus yang setia (2 Korintus 8:23). Titus diutus Paulus untuk mewakilinya dalam mengatasi masalah yang terjadi di gereja Korintus. Hal ini membuktikan bahwa Titus memiliki karakter dan kedewasaan, juga kepemimpinan dan kemampuan penggembalaan (7:6-7, 13-14; 8:6, 16-17; 12:18). Setiap kali Paulus mendirikan satu jemaat, ia menunjuk penatua-penatua untuk mengurus gereja tersebut (Kisah Para Rasul 14:23). Para pakar Alkitab tidak bisa memastikan siapa yang mendirikan gereja di Kreta, tetapi waktu Paulus mengetahui bahwa gereja tersebut tidak memiliki penatua untuk menggembalakan orang-orang yang baru percaya, ia mengutus Titus untuk mengatur dan mengawasi gereja tersebut (Titus 1:5). Paulus menulis surat ini sebagai panduan bagi Titus untuk melaksanakan tugasnya dalam mengawasi gereja itu sekaligus permintaan kepada Titus untuk mengajar umat percaya di sana tentang hidup kudus. Paulus menekankan sikap kepemimpinan yang takut akan Allah (pasal 1), perilaku terhormat dan perbuatan baik dalam gereja (pasal 2), serta instruksi untuk hidup di tengah masyarakat luas (pasal 3). —K. T. Sim
Pelajaran apa yang kamu terima dari orang-orang
percaya yang telah mengajarkan kepada kamu cara hidup bagi Yesus lewat
perkataan dan perbuatan mereka? Apa yang orang lain perhatikan ketika
mereka melihat iman dan perbuatanmu?
Terima kasih, ya Allah, untuk para pembimbing
yang Engkau berikan sebagai teladan hidup dalam Tuhan bagi kami. Terima
kasih karena Engkau telah memberikan kepada kami Anak-Mu, satu-satunya
teladan yang sempurna.
No comments:
Post a Comment