Saya sangat bersemangat untuk kembali ke rumah sakit St. James Infirmary di Montego Bay, Jamaica, dan bertemu kembali dengan Rendell, yang dua tahun sebelumnya mendengar tentang kasih Yesus baginya. Evie, seorang remaja di kelompok paduan suara sekolah yang pergi bersama saya waktu itu, mengajak Rendell membaca Kitab Suci dan menerangkan tentang Injil kepadanya. Rendell kemudian menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadinya.
Saya masuk ke ruang perawatan laki-laki di rumah sakit tersebut, tetapi melihat tempat tidur Rendell sudah kosong. Saya bertanya kepada perawat, dan perawat memberitahukan sesuatu yang tidak ingin saya dengar. Rendell telah meninggal dunia—hanya lima hari sebelum kami tiba.
Dengan berurai air mata, saya mengirimkan kabar dukacita itu kepada Evie. Evie menjawab dengan singkat, “Rendell sedang bersukacita bersama Yesus.” Di kemudian hari, Evie berkata, “Syukurlah kita telah menceritakan tentang Yesus kepadanya waktu itu.”
Perkataan Evie mengingatkan saya pada pentingnya selalu siap sedia membagikan pengharapan yang kita miliki dalam Yesus kepada orang lain. Memang tidak selalu mudah mengabarkan pesan Injil tentang Pribadi yang senantiasa menyertai kita (Mat. 28:20), tetapi ketika kita memikirkan dampaknya yang kekal bagi kita dan bagi orang-orang seperti Rendell, mungkin kita akan terdorong untuk siap menjadikan orang-orang “murid” Kristus ke mana pun kita pergi (ay.19).
Saya tidak akan pernah melupakan perasaan sedih yang saya rasakan saat melihat tempat tidur kosong itu—sekaligus perasaan sukacita karena mengetahui langsung dampak yang diberikan seorang remaja dalam kehidupan Rendell selamanya. — Dave Branon
WAWASAN
Matius 28:19-20 (sering disebut “Amanat Agung”) memiliki susunan yang sama seperti panggilan nabi pada Perjanjian Lama. Pertama adalah perjumpaan dengan Allah yang disusul dengan keraguan (ay.17); keraguan itu kemudian diatasi lewat keyakinan dan kekuatan yang Allah berikan (ay.18-20; Yesaya 6:1-8).
Dengan mengikuti struktur tersebut, Matius menekankan bahwa orang yang percaya kepada Kristus dipanggil untuk menjadi saksi sukacita hidup dalam kerajaan Kristus. Walaupun Yesus telah mengalahkan yang jahat dan memerintah dengan “segala kuasa” (28:18), Dia tidak menghilangkan seluruh kejahatan sekaligus. Sebaliknya, dengan lembut Yesus menarik orang lain “entah cepat atau lambat, di bawah kuasa kasih-Nya yang memberi hidup” (N.T. Wright)—hingga kelak ketika maut itu dibinasakan dan dunia mengikut Dia. Kemenangan Kristus terungkap dengan sendirinya saat ini lewat ketaatan orang-orang yang mau menjalani cara hidup baru dengan kuasa hadirat-Nya yang penuh kasih (ay.20). —Monica Brands
Matius 28:19-20 (sering disebut “Amanat Agung”) memiliki susunan yang sama seperti panggilan nabi pada Perjanjian Lama. Pertama adalah perjumpaan dengan Allah yang disusul dengan keraguan (ay.17); keraguan itu kemudian diatasi lewat keyakinan dan kekuatan yang Allah berikan (ay.18-20; Yesaya 6:1-8).
Dengan mengikuti struktur tersebut, Matius menekankan bahwa orang yang percaya kepada Kristus dipanggil untuk menjadi saksi sukacita hidup dalam kerajaan Kristus. Walaupun Yesus telah mengalahkan yang jahat dan memerintah dengan “segala kuasa” (28:18), Dia tidak menghilangkan seluruh kejahatan sekaligus. Sebaliknya, dengan lembut Yesus menarik orang lain “entah cepat atau lambat, di bawah kuasa kasih-Nya yang memberi hidup” (N.T. Wright)—hingga kelak ketika maut itu dibinasakan dan dunia mengikut Dia. Kemenangan Kristus terungkap dengan sendirinya saat ini lewat ketaatan orang-orang yang mau menjalani cara hidup baru dengan kuasa hadirat-Nya yang penuh kasih (ay.20). —Monica Brands
Hal-hal apa yang dapat Anda lakukan untuk
memperkenalkan orang kepada Yesus hari ini? Dalam membagikan iman Anda,
bagaimana Anda dikuatkan oleh kesadaran bahwa Yesus “menyertai kamu
senantiasa” (Matius 28:20)?
Ya Allah, kami tahu orang-orang membutuhkan Engkau. Tolong kami tidak takut untuk menceritakan tentang Engkau kepada orang lain.
No comments:
Post a Comment