Setibanya di rumah setelah seharian bekerja, saya melihat sepasang sepatu hak tinggi untuk wanita di sebelah garasi. Saya pikir saya tahu siapa pemilik sepatu itu. Jadi saya menaruhnya di dalam garasi untuk kemudian saya berikan kepada putri saya, Lisa, saat ia datang untuk menjemput anak-anaknya. Namun, setelah ditanyakan kepada Lisa, sepatu itu ternyata bukan miliknya. Bahkan tak seorang pun di keluarga kami merasa memiliki sepatu itu. Saya pun menaruh sepatu itu di tempat saya menemukannya. Keesokan harinya, sepatu itu hilang. Sungguh misterius.
Tahukah kamu bahwa Rasul Paulus menulis tentang sebuah misteri dalam surat-suratnya? Namun, misteri yang dituliskannya bukan sekadar “cerita detektif”. Misalnya, di Efesus 3, Paulus berbicara tentang misteri atau rahasia yang “tidak pernah diberitahukan kepada manusia” (ay.5 BIS). Rahasianya: meskipun dahulu Allah menyatakan diri-Nya hanya kepada bangsa Yahudi, tetapi sekarang, melalui Yesus, bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat “merasakan berkat-berkat Allah yang dahulu disediakan hanya untuk orang Yahudi” (ay.6 BIS).
Pikirkan dampak dari pernyataan tersebut: semua orang yang mempercayai Yesus sebagai Juruselamatnya dapat sama-sama mengasihi dan melayani Allah. Kita semua sama-sama “diberi kebebasan untuk mendekati Allah dengan penuh kepercayaan” (ay.12 BIS). Melalui kesatuan gereja, dunia akan melihat kebijaksanaan dan kebaikan Allah (ay.10 BIS).
Terpujilah Allah untuk keselamatan kita. Dia menyingkapkan bagi kita suatu rahasia tentang kesatuan, yakni dipersatukannya orang-orang dari segala latar belakang di dalam Yesus Kristus. —Dave Branon
Tuhan Yesus, terima kasih untuk kesatuan yang
dinikmati semua orang percaya di dalam-Mu. Tolonglah kami untuk melayani
bersama-sama sebagai anggota-anggota yang setara dalam tubuh-Mu.
Kesatuan dalam Kristus merobohkan tembok pemisah dan membangun gereja.