Ketika psikolog pendidikan, Benjamin Bloom, mengadakan penelitian tentang pengembangan bakat kaum muda dengan memperhatikan masa kanak-kanak dari 120 tokoh pilihan—atlet, seniman, ilmuwan—ia menemukan bahwa mereka semua memiliki satu kesamaan: mereka telah berlatih secara intensif selama jangka waktu yang lama.
Penelitian Bloom menunjukkan bahwa dibutuhkan disiplin untuk dapat berkembang dalam bidang kehidupan apa pun. Perjalanan kita bersama Allah pun sama. Membangun disiplin rohani dengan menyediakan waktu bersama-Nya merupakan salah satu cara bagi kita untuk bertumbuh dalam iman kepada-Nya.
Daniel adalah contoh yang baik tentang seseorang yang memprioritaskan disiplin rohani dalam perjalanan imannya. Di masa mudanya, Daniel mulai membuat keputusan-keputusan yang cermat dan bijaksana (1:8). Ia juga berkomitmen untuk berdoa secara teratur dan “memuji Allahnya” (6:11). Ketekunannya dalam mencari Allah telah menghasilkan kehidupan iman yang sangat jelas terlihat oleh orang-orang di sekitarnya. Raja Darius bahkan menyebut Daniel sebagai “hamba Allah yang hidup” (ay.21) dan dua kali menyebut Daniel sebagai orang yang menyembah Allah “dengan tekun” (ay.17,21).
Seperti Daniel, kita sangat membutuhkan Allah. Sungguh indah saat mengetahui bahwa Allah bekerja di dalam kita untuk membuat kita rindu dan rela menyediakan waktu bersama-Nya! (Flp. 2:13). Jadi, marilah kita datang kepada Allah setiap hari, dengan meyakini bahwa waktu yang kita habiskan bersama-Nya akan menghasilkan dalam diri kita suatu kasih yang senantiasa mengalir dan pengertian serta pengenalan yang terus bertumbuh akan Juruselamat kita (Flp. 1:9-11). —Keila Ochoa
Bapa, terima kasih atas hak istimewa yang kuterima
untuk melayani-Mu. Tolonglah aku untuk menyediakan waktu untuk bertemu
dengan-Mu secara teratur agar aku makin bertumbuh dan mengenal-Mu.
Waktu bersama Allah akan mengubah hidup kita.
No comments:
Post a Comment