Usaha saya memperbaiki sesuatu di rumah biasanya berakhir dengan membayar orang lain untuk membenahi kerusakan yang justru saya timbulkan saat memperbaiki masalah awalnya. Namun, baru-baru ini saya berhasil memperbaiki sebuah perangkat rumah tangga dengan menonton video YouTube yang menampilkan seseorang yang menunjukkan cara perbaikannya langkah demi langkah.
Paulus menjadi teladan yang berpengaruh bagi Timotius muda, yang selama ini telah menemani dan menyaksikan sepak terjangnya. Dari penjara di Roma, Paulus menulis, “Engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita” (2Tim. 3:10-11). Ia mendorong Timotius untuk “tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci” (ay.14-15).
Kehidupan Paulus menunjukkan pentingnya membangun hidup kita di atas firman Allah sebagai dasar yang teguh. Ia mengingatkan Timotius bahwa Alkitab adalah sumber penuh kuasa yang diberikan Allah, yang kita perlukan untuk mengajar orang lain dan memberikan teladan kepada mereka yang ingin menjadi pengikut Kristus.
Sambil bersyukur atas mereka yang menolong kita bertumbuh dalam iman, kita juga ditantang untuk mengikuti teladan mereka yang hidup dalam kebenaran dengan mengajar dan menguatkan orang lain.
Itulah kuatnya pengaruh dari teladan. —David C. McCasland
Tuhan, sebagaimana orang-orang telah meneladankan
kebenaran-Mu kepada kami, kiranya kami juga dapat meneladankan kebenaran
itu kepada orang lain.
Kita dipanggil Allah untuk hidup dalam firman-Nya dengan mengajar dan menguatkan orang lain.
No comments:
Post a Comment