Di halaman belakang rumah kami, ada pohon ceri yang dahulu menjulang gagah tetapi sekarang hampir mati. Saya memanggil ahli tanaman untuk memeriksa pohon itu. Ia mengatakan bahwa pohon itu “terlalu stres” dan membutuhkan pemeliharaan khusus segera. “Bukan cuma kamu,” gumam istri saya, Carolyn, pada pohon itu sembari berlalu. Masa-masa itu memang terasa begitu melelahkan baginya.
Kita semua pernah menghadapi masa-masa yang menggelisahkan. Kita khawatir melihat moralitas yang makin merosot atau mencemaskan anak-anak kita, pernikahan kita, usaha kita, keuangan kita, kesehatan dan kesejahteraan diri kita. Meski demikian, Tuhan Yesus menjamin bahwa bagaimana pun sulitnya situasi kita, kita dapat merasa damai. Yesus berkata, “Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu” (Yoh. 14:27).
Hari-hari Yesus juga dipenuhi kesulitan dan tekanan: Dia dikelilingi musuh dan disalah mengerti oleh keluarga dan sahabat-sahabat-Nya. Dia sering tidak punya tempat untuk beristirahat. Namun, tidak terlihat ada kecemasan atau keresahan di dalam sikap-Nya. Yesus mempunyai ketenangan batin. Itulah damai sejahtera yang telah diberikan-Nya kepada kita. Itulah kebebasan dari kecemasan akan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Damai sejahtera-Nya dinyatakan bagi kita.
Dalam situasi apa pun, baik yang serius atau yang sepele, kita dapat berdoa kepada Yesus. Dalam hadirat-Nya, kita boleh mengungkapkan segala kekhawatiran dan kecemasan kita kepada-Nya. Rasul Paulus meyakinkan kita bahwa damai sejahtera Allah akan “memelihara hati dan pikiran [kita] dalam Kristus Yesus” (Flp. 4:7). Bahkan di tengah masa-masa yang melelahkan dan membuat stres, kita tetap dapat menerima damai sejahtera-Nya. —David Roper
Ya Tuhan, terima kasih karena aku dapat datang kepada-Mu apa adanya dan damai sejahtera-Mu akan memelihara hati dan pikiranku.
Di tengah masalah yang berkecamuk, kita selalu dapat menerima damai sejahtera di dalam Yesus.
No comments:
Post a Comment