Selama tiga tahun berturut-turut, putra saya mengikuti resital piano. Pada tahun ketiga, saya menyaksikannya mengatur pijakan kaki dan kertas partitur lalu memainkan dua lagu. Setelah itu, ia duduk di sebelah saya sambil berbisik, “Ibu, tahun ini pianonya lebih kecil.” Saya berkata, “Bukan, itu piano yang sama dengan yang kamu mainkan tahun lalu. Kamulah yang bertambah besar! Kamu telah bertumbuh.” Seperti halnya pertumbuhan jasmani, pertumbuhan rohani sering terjadi perlahan seiring berjalannya waktu. Pertumbuhan rohani merupakan proses yang berlangsung terus-menerus untuk menjadi semakin serupa dengan Yesus, dan itu terjadi ketika kita diubahkan melalui pembaruan budi kita (Rm. 12:2).
Ketika Roh Kudus bekerja dalam diri kita, kita menjadi lebih peka terhadap dosa dalam hidup kita. Dengan kerinduan untuk memuliakan Allah, kita pun mau berusaha untuk berubah. Kadangkala usaha kita berhasil, tetapi di lain waktu kita gagal. Ketika sepertinya tidak ada yang berubah, kita dapat berkecil hati. Kita mungkin menyamakan kegagalan itu dengan kemandekan, padahal sebenarnya itu adalah bukti bahwa kita sedang berada dalam proses perubahan.
Pertumbuhan rohani melibatkan Roh Kudus, kerelaan kita untuk berubah, dan juga waktu. Kelak di dalam hidup kita, kita akan melihat ke belakang dan menyadari bahwa kita memang telah bertumbuh secara rohani. Kiranya Allah memberi kita iman untuk tetap percaya bahwa “Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” (Flp. 1:6). —Jennifer Benson Schuldt
Allah terkasih, berilah aku kerinduan untuk
bertumbuh secara rohani. Aku ingin memuliakan-Mu dengan segenap hidupku
dan merasakan sukacita dari karya Roh Kudus dalam hidupku.
Pertumbuhan rohani adalah sebuah proses.
No comments:
Post a Comment