Pada sisi puncak Gunung Jughandle di sebelah utara dari rumah kami di Idaho terletak sebuah danau glasial. Untuk mencapai danau itu seseorang harus menyusuri punggung bukit yang curam, melewati bongkahan batu-batu besar, dan melintasi hamparan kerikil. Sungguh suatu pendakian yang berat.
Namun pada awal pendakian, terdapat sebuah sungai kecil—mata air yang merembes keluar dari tanah berlumut dan mengalir melalui padang rumput yang subur. Tempat itu sangat baik bagi seseorang untuk melepas dahaga dan mempersiapkan diri sebelum memulai pendakian yang berat.
Dalam The Pilgrim’s Progress (Perjalanan Seorang Musafir), karya klasik John Bunyan yang menceritakan kiasan dari perjalanan iman seorang Kristen, sang tokoh bernama Kristen tiba di kaki suatu bukit yang curam bernama Hill Difficulty (Bukit Kesulitan). “Di kaki bukit itu ada mata air . . . Kristen kini menghampiri mata air itu dan meminum airnya untuk menyegarkan diri, lalu kembali bersiap mendaki bukit.”
Mungkin masalah menggunung yang kamu hadapi adalah seorang anak yang memberontak atau diagnosa medis yang serius. Tantangan yang menghadang itu terasa terlampau berat untuk kamu tanggung.
Sebelum kamu menghadapi beban besar berikutnya, datanglah kepada mata air yang menyegarkan, yaitu Allah sendiri. Datanglah kepada-Nya dengan segala kelemahan, kelelahan, ketidakberdayaan, ketakutan, dan keraguanmu. Kemudian terimalah kesegaran kuasa, kekuatan, dan hikmat-Nya. Allah mengetahui segala keadaan kita dan Dia akan melimpahkan penghiburan dan kekuatan rohani kepada kita. Dia akan mengangkat kepalamu dan memberimu kekuatan untuk melanjutkan perjalanan. —David Roper
Bapa, saat ini aku datang kepada-Mu memohon
kekuatan untuk kelemahanku, tenaga untuk keletihanku, dan iman untuk
mengatasi keraguanku. Amin.
Dia yang menentukan segala sesuatu . . .
memampukan Kristen . . . untuk melanjutkan perjalanannya. —John Bunyan,
The Pilgrim’s Progress
No comments:
Post a Comment