“Tubuh Kristus” adalah frasa misterius yang disebutkan berulang kali dalam Alkitab Perjanjian Baru. Rasul Paulus secara khusus menggunakan frasa itu sebagai gambaran tentang gereja. Setelah Yesus naik ke surga, Dia menyerahkan pelayanan-Nya kepada para pria dan wanita yang berdosa dan inkompeten. Sebagai kepala gereja, Dia memberikan tugas kepada murid-murid-Nya yang sering bimbang —juga kepadamu dan saya—untuk menjadi perpanjangan tangan, kaki, telinga, mata, dan suara-Nya.
Keputusan Yesus untuk berperan sebagai kepala yang tidak kasatmata dari sebuah tubuh yang besar dan terdiri dari banyak anggota itu berarti bahwa Dia sering mengharapkan kita untuk saling menolong di tengah penderitaan yang kita alami. Rasul Paulus mungkin membayangkan hal serupa ketika menulis, “[Allah] menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah” (2Kor. 1:4-5). Di sepanjang pelayanannya, Paulus benar-benar menerapkan prinsip itu, ketika ia mengumpulkan bantuan untuk korban kelaparan, mengutus rekan-rekan pelayanannya ke daerah-daerah yang bermasalah, dan mengakui karunia-karunia yang dimiliki orang percaya sebagai pemberian dari Allah sendiri.
Frasa “tubuh Kristus” mengungkapkan panggilan hidup kita dengan sangat baik—yakni untuk menjadi wakil Kristus di tengah dunia, terutama bagi orang-orang yang membutuhkan bantuan. —Philip Yancey
Ya Tuhan, terima kasih Engkau selalu setia
menghiburku saat aku terluka. Tunjukkanlah kepadaku siapa yang
membutuhkan penghiburan dariku hari ini.
Kehadiran Allah menghibur kita; kehadiran kita menghibur sesama.
No comments:
Post a Comment