Ketika sang solis mulai mengangkat suaranya dalam kebaktian Minggu di gereja kami, jemaat pun menjadi tenang dan memberikan perhatian penuh. Suara bass-baritonnya yang lembut melantunkan kata-kata yang menyentuh jiwa dari pujian lama. Judul lagunya mengungkapkan sebuah kebenaran yang terasa semakin indah seiring bertambahnya usia kita: “Dia Hanya Sejauh Doa”.
Kita semua pernah mengalami saat-saat perpisahan dengan orang-orang yang kita kasihi. Seorang anak menikah dan pindah ke tempat yang jauh. Orangtua terpisah dari kita karena karier atau masalah kesehatan. Seorang anak pergi bersekolah di kota atau negara lain. Memang kita dapat berhubungan melalui kiriman pesan pendek dan video. Namun kita ada di sini dan mereka ada di sana. Pada akhirnya, akan ada perpisahan karena maut.
Akan tetapi, sebagai orang percaya dalam Kristus, kita memegang janji-Nya bahwa kita tidak akan pernah sendirian. Meski kita mungkin merasa demikian, sesungguhnya Dia tidak pernah beranjak dari kita. Dia selalu hadir bersama kita, sekarang dan untuk selamanya. Ketika Yesus meninggalkan dunia ini, Dia mengatakan kepada para pengikut-Nya, “Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:20). Dia juga berjanji kepada kita, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibr. 13:5).
Permohonan yang terucap lembut dalam nama Yesus serta pemikiran tentang kehadiran-Nya sungguh memberi kita penghiburan dan kepastian. “Dia hanya sejauh doa.” Dave Egner
Yesus, aku bersyukur karena Engkau dekat. Aku sungguh membutuhkan-Mu.
Yesus tidak pernah menelantarkan atau melupakan umat-Nya.
No comments:
Post a Comment