Di tengah cuaca yang terik menyengat pada Agustus 1891, R. G. Dyrenforth tiba di Midland, Texas. Ia bertekad untuk menurunkan hujan dengan cara menggemparkan langit. Bumi dan langit pun berguncang saat Dyrenforth dan timnya meluncurkan lalu meletuskan balon-balon raksasa berisi gas yang mudah meledak, menembakkan meriam, dan meledakkan bertumpuk-tumpuk dinamit di atas tanah. Ada yang percaya bahwa ia berhasil membuat hujan turun sejenak, tetapi sebagian besar mengatakan bahwa yang dihasilkannya cuma suara ribut. Segala daya yang sangat menggemparkan itu memang mengesankan, tetapi ternyata tidak menghasilkan apa-apa.
Ketika jemaat mula-mula membutuhkan peran para penilik, mereka mencari orang-orang yang mempunyai suatu daya yang berbeda. Mereka memilih tujuh orang “yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat” (Kis. 6:3) untuk mengatur pembagian makanan sehari-hari. Salah satu di antaranya adalah Stefanus, seorang yang “penuh dengan karunia dan kuasa, [yang] mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak” (ay.8). Ketika terjadi perselisihan, orang-orang yang bertanya jawab dengan Stefanus “tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara” (ay.10).
Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa kesanggupan iman Stefanus itu disebabkan karena Roh Kudus memenuhi dirinya dengan iman, hikmat, dan kuasa yang dibutuhkannya.
Lantangnya tekanan dunia yang mendesak kita untuk mementingkan diri sendiri kini digantikan dengan curahan kuasa yang lembut dan menghidupkan dari Roh Allah yang tinggal dalam hidup kita. —DCM
Ya Roh Kudus, aku ingin hidupku menyatakan kuasa-Mu.
Kiranya perkataanku dan perbuatanku menjadi curahan kuasa
pemberi hidup yang dapat mendorong sesama
untuk mau mengenal dan mempercayai Engkau.
Kiranya perkataanku dan perbuatanku menjadi curahan kuasa
pemberi hidup yang dapat mendorong sesama
untuk mau mengenal dan mempercayai Engkau.
Dalam hidup kita bagi Kristus, tiada yang dapat kita capai tanpa kuasa Roh Kudus.
No comments:
Post a Comment