Cerita & Ilustrasi oleh Heri Kurniawan
Janganlah mereka memfitnah, . . . hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. —Titus 3:2
Semua yang saya amati membuat saya meyakini kebenaran ini: Keteraturan sesungguhnya tidak alami. Kalau saya mengingat ruang kerja saya sendiri, saya terheran-heran betapa cepatnya ruangan itu berubah menjadi berantakan dan betapa lamanya waktu yang saya butuhkan untuk merapikan semuanya kembali. Keteraturan perlu diusahakan dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Seharusnya saya tidak perlu heran. Peran Allah dalam menciptakan keteraturan dari suatu kekacauan adalah tema yang sangat menonjol dalam Alkitab. Dia melakukannya ketika membentuk bangsa Israel (Kel. 7-14). Pada saat Allah berfirman bahwa telah tiba saatnya orang Ibrani untuk keluar dari Mesir, Firaun tidak menyetujuinya. Gerak perekonomian negaranya bergantung pada para budak Ibrani itu sehingga Firaun tidak mau kehilangan mereka. Untuk mengubah keputusan Firaun, Allah mengirim 10 tulah untuk meyakinkannya. Para ahli sihir Firaun sanggup meniru dua tulah pertama, tetapi mereka tidak sanggup menghentikan satu pun dari tulah-tulah tersebut. Mereka bisa menyebabkan kekacauan, tetapi mereka tidak bisa memulihkan keteraturan. Hanya Allah yang sanggup melakukannya.
Kita bisa berusaha membawa keteraturan di tempat tinggal atau ruang kerja kita, tetapi tidak seorang pun bisa menciptakan keteraturan dari kekacauan emosi dan rohani dalam hidup ini. Hanya Allah yang dapat melakukannya. Dia akan memulihkan keteraturan dari keadaan-keadaan kacau yang telah terjadi ketika kita hidup menurut kehendak Allah—menjauhi fitnah dan pertengkaran, selalu ramah, dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang (Tit. 3:2). —JAL
Bapa, dalam dunia dan hidup kami, ada banyak kekacauan dan
kebingungan. Kami membutuhkan-Mu untuk memulihkan jiwa kami.
Tolong kami untuk hidup seperti yang Kau kehendaki—
yaitu dengan mengasihi sesama.
kebingungan. Kami membutuhkan-Mu untuk memulihkan jiwa kami.
Tolong kami untuk hidup seperti yang Kau kehendaki—
yaitu dengan mengasihi sesama.
Ketika kita menaruh perkara kita dalam tangan Allah, Dia menaruh damai sejahtera-Nya dalam hati kita.
No comments:
Post a Comment