Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita. —Yesaya 9:5
Salah satu bagian yang saya sukai dari oratorio Messiah karya Handel adalah irama sukacita dari pujian “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita” yang terdapat di bagian pertama. Saya paling suka ketika paduan suara menyanyikan, “Seorang putra telah diberikan untuk kita” dengan suara yang semakin keras. Kata-kata itu jelas diambil dari Yesaya 9:5, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita.” Karya musik Handel yang agung itu dipenuhi dengan pemujaan kepada Sang Putra Allah yang datang bagi kita dalam rupa manusia pada hari Natal yang pertama di masa lampau itu.
Perjanjian Baru menjelaskan lebih lanjut siapa Putra yang dimaksud ini. Di Lukas 1, malaikat pembawa kabar menampakkan diri kepada Maria dan memperkenalkan bayi Kristus yang akan lahir itu dalam empat cara. Dia akan menjadi putra Maria, ini berarti Dia adalah manusia seutuhnya (1:31). Dia akan menjadi Anak Allah yang Mahatinggi, ini berarti Dia adalah Allah seutuhnya (1:32). Dia juga menjadi Anak Daud, ini menjadikan Dia anggota keturunan raja (1:32). Dia akan disebut Anak Allah (1:35), ini membuatnya setara dengan Bapa-Nya dalam segala hal. Semua peran yang harus diemban Sang Mesias telah digenapi melalui setiap pernyataan yang berbeda mengenai status-Nya sebagai Putra Allah.
Ketika kita menyembah-Nya pada masa Natal ini, kiranya perayaan kita dipenuhi dengan rasa sukacita dan takjub akan makna Natal yang sejati. Bapa kita di surga telah memberi kita Putra-Nya yang sempurna seutuhnya. Sembah dan puji Dia, Tuhanmu! —WEC
Terang yang ilahi, Allah yang sejati,
T’lah turun menjadi manusia.
Allah sendiri dalam rupa insan!
Sembah dan puji Dia, Tuhanmu. —Wade
(Kidung Jemaat, No. 109)
T’lah turun menjadi manusia.
Allah sendiri dalam rupa insan!
Sembah dan puji Dia, Tuhanmu. —Wade
(Kidung Jemaat, No. 109)
Kasih Allah terwujud dalam rupa manusia di Betlehem.
No comments:
Post a Comment