[TUHAN] yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.—Mazmur 103:4
Ketika menjamu sekelompok besar tamu di rumah saya, saya mengkhawatirkan kalau-kalau makanan yang saya siapkan tidak akan cukup untuk dinikmati oleh seluruh tamu. Namun seharusnya saya tidak perlu khawatir. Tanpa saya duga, beberapa orang teman membawa makanan tambahan dan kami semua dapat menikmati makanan yang tiba-tiba berlimpah itu. Kami punya makanan yang lebih dari cukup dan saling berbagi dari kelimpahan itu.
Kita melayani Allah sumber kelimpahan yang selalu memberi kita “lebih dari cukup”. Kita dapat melihat kemurahan hati Allah melalui cara Dia mengasihi anak-anak-Nya.
Dalam Mazmur 103, Daud menuliskan daftar yang berisi banyaknya berkat yang dianugerahkan Bapa kepada kita. Ayat 4 menyebutkan bahwa Dia menebus hidup kita dari lubang kubur dan memahkotai kita dengan kasih setia dan rahmat. Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa Allah “telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani” dan “dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan” (Ef. 1:3; 3:20).
Karena kasih-Nya yang besar, kita disebut anak-anak Allah (1Yoh. 3:1), dan kasih karunia-Nya membuat kita “senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu” supaya kita “berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan” (2Kor. 9:8).
Kasih dan anugerah Allah yang melimpah atas hidup kita akan memampukan kita untuk membagikannya kepada sesama. Allah yang berkuasa dan memelihara hidup kita adalah Allah yang selalu memberi kita “lebih dari cukup”! —CHK
Mari, puji Raja sorga,
Persembahan bawalah!
Ditebus-Nya jiwa raga,
Maka puji nama-Nya. —Lyte
(Kidung Jemaat, No. 288)
Persembahan bawalah!
Ditebus-Nya jiwa raga,
Maka puji nama-Nya. —Lyte
(Kidung Jemaat, No. 288)
Kita akan selalu berkecukupan
jika Allah menjadi sumber hidup kita.
jika Allah menjadi sumber hidup kita.
No comments:
Post a Comment