Engkaulah Allah yang sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang. —Nehemia 9:17
Jim pernah memutuskan untuk mengikut Kristus pada usia 10 tahun. Lima belas tahun kemudian komitmennya telah memudar. Ia hanya mementingkan kesenangan hidupnya sekarang dan terjerumus dalam sejumlah kebiasaan buruk. Kemudian hidupnya semakin porak-poranda. Ia mengalami masalah dalam pekerjaannya. Tiga orang anggota keluarganya meninggal pada waktu yang hampir bersamaan. Ketakutan dan keraguan mulai mengusik Jim, dan tampaknya tak ada satu hal pun yang dapat menolongnya—sampai suatu hari ia membaca Mazmur 121:2, “Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.” Ayat ini menerobos ketakutan dan kebingungan dalam hatinya. Ia datang kembali kepada Allah untuk memohon pertolongan, dan Allah pun menyambutnya kembali.
Perjalanan rohani Jim mengingatkan saya pada sejarah Israel kuno. Umat Israel memiliki hubungan yang khusus dengan Allah—mereka adalah umat pilihan-Nya (Neh. 9:1-15). Hanya, begitu banyak tahun yang mereka habiskan dengan memberontak dan tidak mengindahkan kebaikan Allah, sambil menyimpang untuk mengambil jalan mereka sendiri (ay.16-21). Namun ketika mereka kembali kepada-Nya dan bertobat, Allah “sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya” (ay.17).
Sifat-sifat Allah ini mendorong kita untuk mau mendekat kepada-Nya—bahkan setelah kita menjauh dari-Nya. Ketika kita rela meninggalkan sikap kita yang memberontak dan bertekad kembali ke jalan Allah, Dia akan memperlihatkan kasih sayang dan menyambut kita kembali untuk mengalami kedekatan dengan-Nya. —JBS
Sungguh lembut Tuhan Yesus memanggil,
Memanggil aku dan kau.
Lihatlah Dia prihatin menunggu,
Menunggu aku dan kau. —Thompson
(Kidung Jemaat, No. 353)
Memanggil aku dan kau.
Lihatlah Dia prihatin menunggu,
Menunggu aku dan kau. —Thompson
(Kidung Jemaat, No. 353)
Tangan Allah senantiasa terbuka untuk menyambut kita.
No comments:
Post a Comment