Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya, dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu. —Imamat 19:9
Ketika badai salju mengubur lahan rerumputan, para peternak harus memberi makan ternak mereka dengan tangan. Ketika jerami diturunkan dari gerobak dan truk, dengan segera binatang yang kuat menyeruak ke depan. Binatang yang lemah atau sakit-sakitan hanya mendapat sedikit makanan atau tidak sama sekali kecuali peternak turun tangan.
Para pekerja dalam kamp pengungsian dan dapur umum melaporkan terjadinya pola yang sama. Ketika mereka membuka toko-toko mereka bagi orang yang membutuhkan, mereka yang lemah dan sakit-sakitan biasanya kesulitan mencapai bagian depan antrian. Sama seperti para peternak, para pekerja kemanusiaan ini harus memastikan bahwa pelayanan mereka dapat diterima oleh mereka yang lemah, sakit, dan terabaikan masyarakat.
Mereka menerapkan prinsip yang telah ditetapkan Allah dahulu kala. Di Imamat 19, Musa memerintahkan para petani dan penggarap kebun di Israel untuk meninggalkan sebagian panen mereka bagi orang miskin dan orang asing sehingga mereka dapat makan (ay.9-10).
Kita juga dapat berperan dengan memperhatikan orang yang lemah dan berbeban berat, entah sebagai seorang guru yang bisa dipercaya oleh para siswa, seorang pekerja yang mau menolong rekan yang sedang ada dalam masalah, seorang tahanan penjara yang mau menolong para tahanan baru, ataupun sebagai orangtua yang menunjukkan perhatian kepada anak-anak kita. Kita semua mempunyai kesempatan untuk menghormati Allah dengan cara menolong sesama.
Dalam upaya kita melayani mereka yang membutuhkan, kiranya anugerah Allah yang menjawab kebutuhan kita akan menggerakkan kita untuk melayani sesama yang membutuhkan anugerah itu. —RKK
Bapa, bukalah mataku untuk melihat mereka yang bergumul untuk
mendapatkan makanan, cinta, dan pengharapan; bukalah hatiku
untuk dapat menolong mereka menikmati kasih, menggunakan
tanganku melayani mereka—dan melalui mereka, aku melayani-Mu.
mendapatkan makanan, cinta, dan pengharapan; bukalah hatiku
untuk dapat menolong mereka menikmati kasih, menggunakan
tanganku melayani mereka—dan melalui mereka, aku melayani-Mu.
Kita melayani Allah dengan melayani sesama.
No comments:
Post a Comment